REPUBLIKA.CO.ID,Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya meminta polisi mengusut tuntas kasus pemukulan terhadap tiga wartawan yang dilakukan oknum kepolisian, ketika meliput aksi damai Falun Dafa di depan Taman Surya Balai Kota, Jalan Sedap Malam, Surabaya, Sabtu.
Penjabat Sementara (Pjs) Ketua AJI Surabaya, Rangga Umara menegaskan, tidak ada alasan bagi penyidik untuk tidak melakukan pengusutan sampai tuntas terhadap kasus ini. "Kami harap polisi menyelidikinya dan mencari tahu siapa dalang beserta pelaku dibalik pemukulan yang dilakukan terhadap rekan wartawan ketika menjalankan tugasnya," katanya di Surabaya, Sabtu sore.
Menurut dia, tindakan yang dilakukan aparat sebagai bentuk sikap arogansi dalam menjaga dan mengamankan sebuah peristiwa. Ia juga mensinyalemen ada rencana petugas untuk bertindak kasar terhadap wartawan yang mengambil gambar pembubaran aksi massa
"Terlihat sekali seperti ada instruksi kepada sejumlah polisi untuk menghalangi jurnalis yang memanggil gambar. Ada juga oknum yang memerintahkan anggotanya agar berhati-hati terhadap kamera karena merekam proses pembubaran aksi," paparnya.
Reporter Radio Suara Surabaya tersebut mengaku, sudah menyiapkan langkah ke depan agar kasus ini bisa segera diusut, di antaranya menggelar unjuk rasa serta audiensi dengan Kapolrestabes Surabaya dan anggotanya.
"Rencananya Senin, 9 Mei 2011, rekan-rekan wartawan se-Surabaya akan berunjuk rasa menuntut pengusutan terhadap tindakan kekerasan terhadap wartawan," tukas dia. "Tidak sekali atau dua kali ini saja aksi kekerasan terhadap wartawan yang aktor utamanya oknum polisi," ucap Rangga, menambahkan.
Sementara itu, pihaknya berharap kepada Kapolda Jatim Irjen Pol Untung S. Radjab dan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Coki Manurung untuk melakukan pembinaan terhadap anggotanya dalam bersikap terhadap wartawan, terutama ketika melakukan pengamanan aksi unjuk rasa.
"Kapolda harus membina dan memberikan pengertian kepada anggotanya. Jangan sampai ada aksi-aksi serupa yang terjadi, cukup peristiwa ini yang terakhir. Kami juga berharap dalang dan pelakunya diberi sanksi tegas," katanya.
Tiga wartawan dipukuli beberapa oknum kepolisian saat meliput aksi damai yang digelar massa etnis Tiong Hoa Falun Dafa. Korban masing-masing kontributor Trans7 Lukman Rozak, reporter Radio El-Shinta Septa Rudianto, dan reporter TVRI Joko Hermanto.
Akibatnya, mereka menderita luka lebam di bagian wajahnya. Padahal, ketika menjalankan tugasnya sebagai wartawan, mereka mengenakan kartu identitas dan berteriak bahwa mereka wartawan yang meliput. Namun, petugas tak mengindahkan dan justru berbuat kasar.