REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN - Arkeolog Perancis Daniel Perret dan para arkeolog dari Balai Arkeologi Medan menemukan ribuan pecahan benda-kuno di situs Kota Cina Medan Marelan setelah ekskavasi di situs itu sejak 28 April 2011. "Temuan tersebut diantaranya, fragmen keramik, gerabah, uang tiongkok kuno, manik-manik , tulang, kerang, peleburan besi, bata kuno, batu pecahan arca serta serpihan lembaran emas kono," kata Daniel Perret di medan, Ahad (15/5).
Penelitian itu, sambungnya, akan berakhir minggu depan. Sementara arkeolog Balai Arkeologi Medan Ari sadewo, mengatakan, satu minggu penelitian yang tersisa akan digunakan untuk menganalisis seluruh temuan hasil ekskavasi.
"Ekskavasi tersebut menunjukkan apresiasi dan perhatian dunia internasional yang begitu penting terhadap penyingkapan misteri sejarah dan arkeologi di Kota Cina yang memiliki peranan penting pada abad ke 11 hingga 15 di Sumatera Timur," katanya.
Penelitian dan ekskavasi arkeologi di Situs Kota Cina oleh Ecole francaise d'Extreme Orient (EFEO) Prancis itu, kembali menegaskan arti pentingnya Situs Kota Cina sebagai salah satu bandar perniagaan utama di Sumatera Timur pada abad 11.
Penelitian ini juga telah mempertegas kembali peranan Situs Kota Cina dalam segitiga arkeologi di Sumatera Utara yang menghubungkan Barus, Portibi dan Kota Cina sebagaimana ditegaskan Daniel Perret dalam bukunya 'Kolonialisme dan Etnisitas' (2010).
Selama tiga minggu ekskavasi, dibuka 6 kotak ekskavasidi tiga titik berbeda dengan ukuran 5 x 5 meter dengan kedalaman 0,5 hingga 1,5 meter.
Ketua Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan itu, mengatakan, penelitian tersebut secara perlahan akan mengungkap misteri kota kuno di utara kota Medan yang situsnya kurang mendapat perhatianpemerintah Kota Medan.
Penelitian dan ekskavasi itu sendiri didanai oleh pemerintah Perancis melalui Lembaga Kajian Prancis untuk Asia (EFEO) sejak 28 April 2011 dan dipimpin Daniel Perret.
Penelitian ini melibatkan 30 orang peneliti dan tenaga pembantu lapangan dalam kerangka kerjasama antara Pusat Arkeologi Nasional, Balai Arkeologi Medan, Universitas Negeri Medan dan Museum Kota Cina.
Hasil penelitian tersebut akan memperkuat hipotesis tentang peran Kota Cina sebagai bandar perniagaan di Sumatra Timur pada abad 11 sebagaimana ditegaskan Dr. Edwards McKinnon dalam disertasi doktoralnya di Cornell University Amerika Serikat yang telah meneliti situs Kota Cina pada 1972-1977.
"Atas dasar itu pula, kiranya Pemko Medan perlu mengambil tindakan berupa langkah-langkah penyelamatan Situs Kota Cina sebelum seluruhnya tergerus oleh masyarakat," katanya.