REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Untung Sugiyono, mengatakan alat pengacak sinyal telepon seluler atau "jammer" segera dipasang di Lembaga Pemasyarakatan di Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, untuk mengantisipasi peredaran narkoba.
"Selain di Lapas Nusakambangan, alat pengacak sinyal juga diprioritaskan akan dipasang di lapas yang dianggap riskan terhadap peredaran narkoba di kalangan narapidana," katanya usai serah terima jabatan dan pisah sambut Kepala Kantor Wilayah Kemkumham Jawa Tengah dari Chaeruddin Idrus kepada Widi Asmoro, di Semarang, Kamis.
Ia mengatakan, anggaran yang dimiliki pihaknya tidak hanya untuk pengadaan dan pemasangan "jammer" yang akan dilakukan secara bertahap, melainkan juga untuk pembangunan lapas baru, perbaikan lapas, dan penambahan peralatan keamanan serta kesehatan warga binaan.
"Kami akan berupaya meningkatkan pembinaan dan kapasitas pegawai dalam mengantisipasi peredaran narkoba di lingkungan lapas yang diduga melibatkan orang dalam," katanya.
Terkait dengan kondisi lapas dan rumah tahanan di seluruh Indonesia yang berjumlah 525 unit, Untung mengungkapkan, hampir seluruhnya mengalami kelebihan jumlah narapidana.
"Kelebihan jumlah tersebut bisa mencapai 200-300 persen dari daya tampung lapas sehingga kami melakukan beberapa tindakan seperti menambah kapasitas lapas dan memberikan pelepasan bersyarat kepada napi yang akan bebas," katanya.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemkumham Jateng, Mayun Mataram, mengatakan, pengadaan dan pemasangan "jammer" di Lapas Nusakambangan sedang dipelajari oleh pihaknya bersama sejumlah ahli. "Hal itu bertujuan agar setelah 'jammer' dipasang dapat berfungsi maksimal dan tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat umum," katanya.
Ia mengatakan, harga pengadaan satu unit "jammer" berkisar antara Rp50 juta-250 juta tergantung dari luas jangkauan dalam mengacak sinyal telepon seluler. Ia mengatakan, "jammer" akan dipasang di luar masing-masing lapas di Pulau Nusakambangan yang berjumlah tujuh lapas untuk mengantisipasi perusakan yang kemungkinan dilakukan oleh napi.
"Mudah-mudahan pada bulan Juni atau Juli 2011, 'jammer' sudah dapat dipasang di Lapas Nusakambangan," katanya.
Kakanwil Kemkumham Jateng, Widi Asmoro, mengatakan, dirinya akan meneruskan program kerja pejabat lama dan berusaha meningkatkan kinerja.
"Prioritas saya adalah melaksanakan program 'Bersih Narkoba' di semua lapas di Jateng secara bertahap," kata Widi yang juga mantan Kakanwil Kemkumham Daerah Istimewa Yogyakarta itu.
Chaeruddin Idrus yang telah memasuki pensiun akan melaksanakan tugas sebagai hakim "ad hoc" tingkat banding di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Palembang.
Ikuti Whatsapp Channel Republika