REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI - Stasiun Kereta Api Bekasi, Jawa Barat, menggelar rangkaian uji coba ulang Commuter Line KRL Jabodetabek guna mengukur respon penumpang, Kamis (30/6). "Kegiatan ini kita agendakan berlangsung pada 30 Juni dan 1 Juli 2011 secara serentak di seluruh stasiun lintasan commuter line Jabodetabek," kata Wakil Kepala Stasiun Bekasi, Dwi Efendi, di Bekasi.
Menurut dia, pada uji coba yang berlangsung Sabtu (18/6) kurang efektif karena jatuh pada akhir pekan atau hari libur, sehingga jumlah penumpangnya berkurang. "Yang menjadi tolak ukur uji coba kali ini adalah keamanan, kenyamanan dan waktu tempuh," katanya.
Pada uji coba pemberangkatan pertama pukul 05.15 dan 05.35 WIB jurusan Tanah Abang dan Jakarta Kota, kata dia, tidak ada kereta yang terlambat dan seluruh penumpang terangkut. "Namun biasanya, keterlambatan akan terjadi pada saat arah balik. Sebab, penumpang mulai banyak dan terjadi antrian di stasiun sebelumnya," kata Dwi.
Commuter Line di Stasiun Bekasi ada 41 perjalanan mulai pukul 05.15 hingga 21.10 WIB. Dari Bekasi pada pagi hari berangkat setiap 15 menit, siang setiap 30 menit dan sore setiap 10 menit. "Rata-rata pergeseran waktunya sekitar 20 menit dari jadwal sebelumnya," ujarnya.
Kereta itu, kata dia, dilengkapi AC dengan fasilitas yang memadai bagi kebutuhan penumpang dan dilengkapi pula pusat informasi yang bisa didengar penumpang layaknya ketika naik bus Transjakarta. "Dengan beroperasinya Commuter Line. Maka kereta Ekonomi AC dan Ekspress AC jurusan Stasiun Kota, ditiadakan," ujarnya.
Stasiun Bekasi, Kata dia, menyediakan dua lokasi antrian tiket. Masing-masing di loket utara sebanyak satu loket kelas ekonomi dan tiga loket commuter line. Sedangkan loket selatan terdiri dari dua loket kelas ekonomi dan tiga loket commuter line. "Kalau pun terjadi antrian, hal itu karena penumpang kebingungan mencari kereta ekpres yang sudah beberapa waktu lalu kita hapus," katanya.
Sementara itu, perwakilan calon penumpang Nando (33) menilai commuter line tidak ubahnya kereta ekonomi AC dengan penampilan baru. "Menurut saya masih lebih baik ekspres walaupun sedikit lebih mahal harga tiketnya namun memiliki waktu tempuh ke tujuan yang relatif cepat," katanya.
Menurut dia, situasi penumpang selama menempuh perjalanan masih berjejal sehingga fasilitas AC kurang dirasakan maksimal. Namun demikian, penumpang tujuan Jakarta Pusat itu mengaku akan kembali beradaptasi dengan perubahan jadwal kereta baru itu. "Mau tidak mau, kita yang terpaksa mengalah untuk kembali beradaptasi dengan jadwal yang baru," tutur Nando.