REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Field Cepu memastikan kadar gas dari semburan dua sumur tua di Dukuh Kedinding, Kabupaten Blora, tidak beracun karena kadarnya sangat rendah, sehingga tidak membahayakan masyarakat sekitar.
"Gas yang keluar bersamaan dengan air dan lumpur serta minyak tidak beracun, karena kadarnya sangat rendah sehingga tidak sampai membuat kepala pusing warga sekitar," kata Humas Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Field Cepu, Kartika Tiara, dihubungi dari Semarang, Jumat.
Kartika mengatakan semburan air, lumpur, disertai minyak tersebut, justru menjadi tontotan warga sekitar sehingga dari pihak Pertamina dan Blora Patra Energi (pengelola sumur nomor dua-yang mengeluarkan air dan gas pada Kamis (28/7) pagi sekitar pukul 05.00 WIB), saat itu terus mengimbau kepada warga tidak terlalu mendekat dengan area.
Atas kejadian tersebut, lanjut Kartika, Pertamina diminta oleh Blora Patra Energi untuk membantu menanganganinya, sehingga ikut turun tangan membantu memberikan masukan dari sisi teknis seperti perlunya penyaringan air dan minyak.
"Pertamina membantu vacum truk. Jadi karena sumurnya pernah diproduksi, air dan minyak keluar dari satu mulut yakni pipa, memudahkan untuk penyaringan air dan minyaknya," katanya.
Untuk air dan lumpur yang mengalir ke sungai, tambah Kartika, sungai tersebut merupakan sungai mati (sungainya sebelumnya kering).
Keluarnya gas dari sumur tua, juga diakui oleh Direktur Blora Patra Energi (pengelola salah satu sumur tua yang mengeluarkan air dan minyak), Christian.
Akan tetapi, Christian juga menegaskan bahwa gas yang ikut keluar dari sumur tua tersebut kadarnya sangat rendah dan hasil dari alat ukur menyebutkan tidak beracun. "Memang ada bau gas, akan tetapi tidak beracun. Para petugas hanya mengenakan masker biasa sekadar untuk mengurangi bau gas, tidak harus menggunakan masker khusus," kata Christian.
Bahkan Kamis (28/7) sore, lanjut Christian, di sekitar dua sumur tua tersebut sudah tidak mengeluarkan bau gas. Kamis malam, jumlah air, lumpur, dan minyak yang dikeluarkan juga terus berkurang dan efektif berhenti pada Jumat pagi.