Senin 01 Aug 2011 17:12 WIB

OPM Serang Warga, Empat Tewas, Satu Tentara

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali membuat ulah di provinsi paling timur Indonesia ini. Organisasi pemberontak tersebut menyerang warga dan menewaskan empat orang, salah satunya seorang tentara.

"Ada empat orang yang tewas akibat penyerangan OPM, salah satunya tentara yang berpakaian preman," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Bachrul Alam dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (1/8).

Anton menjelaskan kejadian penyerangan tersebut diawali dari kontak senjata Brimob Polres Pinai dengan anggota OPM yang diperkirakan sebanyak 16 orang pada Jumat (29/7) pukul 08.00 WIT. Kontak senjata itu disebabkan 16 orang OPM, lima di antaranya membawa senjata api, mendatangi proyek pembangunan Tower TV Papua. Salah seorang anggota OPM mendatangi pekerja, Andi Laupe dan Benediktus Brian dan melarang untuk meneruskan pembangunan tersebut.

Para pekerja pun melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian. Kapolres Paniai pun memerintahkan Brimob BKO Polres Paniai untuk mendatangi TKP. Saat tiba di lokasi, terjadi serangan tembakan dari 16 anggota OPM dan kemudian melarikan diri ke arah timur. OPM meninggalkan beberapa barang bukti seperti tas sebanyak empat buah, tujuh lembar baju loreng, tujuh butir amunisi SSI, satu butir amunisi mouser dan satu bendel dokumen OPM.

Kejadian kemudian berlanjut di tanjakan Gunung Mereh, Desa Nafis, papua pada pukul 03.30 WIT. Mereka menghadang sebuah mobil pedesaan dari Desa Koya yang berisi sekitar sembilan orang dengan menebang pohon untuk menghalangi jalan. setelah itu terjadi penganiayaan warga sipil hingga mengakibatkan empat orang tewas dan empat orang luka-luka.

"Korban tewas empat orang dan empat orang luka-luka terdiri dari dua orang luka berat dan dua orang luka ringan. Setelah melakukan penganiayaan, mereka menancapkan sebuah bendera OPM," imbuhnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement