Senin 22 Aug 2011 16:24 WIB

Kebakaran di Gunung Slamet: Penyebab Kebakaran Dipastikan Bukan Lava Pijar

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Siwi Tri Puji B
Gunung Slamet
Foto: friendslookup.com
Gunung Slamet

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA - Kebakaran hutan di puncak gunung Slamet yang terjadi sejak Sabtu (20/8) telah berhasil dipadamkan seluruhnya. Lokasi kebakaran berlokasi dekat puncak Gunung Slamet, atau batas vegetasi antara area pasir batuan dan area semak-semak. Area semak-semak inilah yang terbakar.

Pengamat Pos Gunung Api Slamet, Luruh Nurkholis memastikan api bukan disebabkan dari lontaran lava pijar kepundan Gunung Slamet. ''Status bahaya Gunung Slamet sudah aktif normal. Tidak ada lagi lontaran lava pijar,'' katanya.

Karena itu, Luruh menduga kebakaran disebabkan ulah pendaki yang membakar api unggun secara sembarangan. Perkiraan serupa juga disampaikan Humas Perhutani KPH Pekalongan Barat, Akhmad Ramdhan. ''Kemungkinannya memang seperti itu. Ada pendaki yang menyalakan api unggun, namun tidak benar-benar memadamkan baranya saat meninggalkan lokasi itu,'' katanya.  

Titik api mulai terlihat pada Sabtu (20/8) malam, pada Senin (22/8), telah berhasil dipadamkan seluruhnya.

"Sejak semalam sebenarnya sudah tidak terlihat ada titik api. Setelah kami cek pada siang hari, ternyata api memang benar-benar sudah padam,"  kata Humas Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat, Akhmad Ramdhan, Senin (22/8).

Dia menyebutkan, untuk melakukan pemadaman agar area kebakaran tidak makin meluas, pihak KPH Pekalongan Barat mengirimkan 25 personel. Mereka terdiri dari 15 relawan dan 10 orang merupakan pegawai perhutani. Mereka diberangkatkan untuk mencegah agar api tidak makin meluas. Selain itu, juga ada petugas dari SAR Purbalingga yang ikut membantu memadamkan api.

Upaya mereka ini cukup membuahkan hasil, sehingga api tidak makin meluas bahkan berhasil dipadamkan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement