REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA--Seorang ibu ketahuan melakukan aksi mencopet terhadap para pelayat saat sedang berlangsung prosesi pemakamanan Abah Anom di sekitar komplek pesantren, Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pageurageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa.
Kapolsek Pageuragueng AKP Dies Ratmono melalui Kanit Reskrim Aiptu Dedi Hernadi mengatakan pelaku Saodah (44) asal Banyumas, Jawa Tengah yang ketangkap setelah korban seorang ibu mengetahui aksi pelaku."Pelaku tidak bisa mengambil dompet korban, tapi tasnya sudah sobek, korban lalu mengejar pelaku, kemudian petugas keamanan disana mengamankan pelaku," kata Dedi.
Sebelum petugas mengamankan pelaku, korban yang terlihat panik ditanya oleh petugas keamanan pesantren, kemudian korban menuduhkan pelaku akan mengambil dompet. Petugas kemudian membawa seorang ibu pelaku dan membawanya ke pos pengamanan, dalam proses pemeriksaan tersebut pelaku tidak mengaku telah mencopet dikerumunan pelayat yang sedang mengikuti prosesi pemakaman.
Namun petugas terus menginterogasi hingga akhirnya dilakukan penggeledahan dan ditemukan sebuah dompet berisi sejumlah uang dan dua buah handphone serta benda tajam silet. Silet yang dimilikinya itu digunakan untuk menjalankan aksinya dengan merobek tas korban agar mudah mengambil dompet dalam tas korban. "Pelaku akhirnya mengaku mencopet. Katanya sengaja datang ke Suryalaya setelah tahu berita di TV, caranya menyobek tas korban dengan silet," kata Dedi.
Penangkapan pelaku yang sempat menjadi pusat perhatian para pelayat lainnya. Bahkan ada seorang pelayat mengantarkan dompet pada petugas keamanan pesantren yang mengaku ditemukan dibawah karpet masjid Suryalaya.
Pelaku akhirnya dibawa ke Polsek Pageurageung dan dijebloskan ke sel tahanan untuk proses pemeriksaan hukum lebih lanjut.
Sementara itu pelaku saat mendekam dalam sel tahanan mengaku terpaksa mencopet karena terjerat utang, sementara ke enam anaknya tidak mampu membiayai hidupnya. Anaknya sama hidup dalam ekonomi yang serba kekurangan, sehingga tidak dapat membantu permasalahan yang dilami pelaku. "Pusing, banyak utang, terpaksa nyopet, datang kesini karena tahu dari berita," katanya.
Sementara itu almarhum Abah Anom memiliki nama lengkap KH Shohibulwafa Tajul Arifin meninggal dunia pada usia 96 tahun, Senin 5 September 2011 sekitar pukul 11.30 WIB atau bertepatan dengan hari Milad Pesantren Suryalaya 5 September 1905.
Almarhum dimakamkan disebuah bangunan dekat dengan makam ayahnya Syekh H Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad atau Abah Sepuh pendiri pondok pesantren Suryalaya dan makam keluarga besar Suryalaya lainnya. Selama prosesi pemakaman Abah Anom, komplek pesantren dan pemakamanan dipadati pelaya dari berbagai daerah, bahkan sejumlah pelayat tampak mengisakkan tangis.