REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Ahad (16/10) merupakan hari pertama prosesi royal wedding putri bungsu Sultan Hamengku Buwono X, GKR Bendara dengan KPH Yudanegara yakni berupa upacara plangkahan dan ngabekten untuk pengantin putri serta nyantri untuk pengantin pria.
Pengantin pria menjalani upacara nyantri dari ndalem Mangkubumen menuju Bangsal Kasatriyan. Dari ndalem Mangkubumen pengantin pria dijemput utusan dalem KRT Jatiningrat dan KRT Yudahadiningrat sekitar pukul 09.15 WIB.
Selama dalam perjalanan dari ndalem Mangkubumen menuju regol Magangan masyarakat Yogya sangat antusias menyaksikan iring-iringan tiga kereta yang membawa pengantin pria. Ketiga kereta tersebut adalah Kyai Kuthakaraharja yang dinaiki utusan dalem KRT.
Jatiningrat dan KRT Yudahadiningrat, Kereta Puspaka Manik yang digunakan pengantin pria dan Kereta Kyai Kus Gading yang dinaiki keluarga pengantin pria. Rombongan pengantin pria turun di regol Magangan Kraton dan berjalan menuju bangsal Ksatriyan lalu beristirahat di Gedhong Srikaton.
Sementara utusan dalem BRAY Suryadiningrat dan BRAY Suryametaram menjemput pengantin putri dibawa ke Kraton Kilen untuk menjalani upacara plangkahan. Upacara plangkahan yang dijalani pengantin putri sebagai bentuk penghormatan karena GKR Bendara mendahului pernikahan kakaknya nomor empat GRAj Nur Abrajuwita.
Sultan yang hadir di Ndalem Ageng Kraton Kilen memerintahkan kepada pengantin putri untuk menyerahkan plangkahan dilanjutkan ngabekti mohon doa restu pamit memulai prosesi. Dalam Plangkahan diserahkan beberapa bentuk perhiasan, tas, sepatu, dan dompet. Pada prosesi ini diserahkan pula setangkep pisang sanggan sebagai bentuk syarat plangkahan.
Sebelumnya BRAj. Nurabra Juwita mengaku dalam plangkahan tidak ada barang yang istimewa dan dalam membeli barang untuk plangkahan dilakukannya bersama adiknya. Bagi Nurabra tidak masalah adiknya mendahului menikah. "Jodoh orang masing-masing dan kita bukan yang ngatur, sehingga bagi saya tidak masalah adik saya duluan menikah, karena saya ingin berkarier dulu," tutur dia yang berkarir di Jakarta di bidang IT.
Setelah penyerahan plangkahan, pengantin putri GKR Bendara yang mengenakan kebaya warna abu-abu, kemudian melakukan upacara ngabekten dengan sungkem kepada Sultan dan GKR Hemas. Selanjutnya, GKR Pembayun selaku Pengageng Putri Kraton yang juga kakak sulung pengantin putri, memerintahkan utusan dalem BRAY Suryadiningrat dan BRAY Suryametaram menjemput temanten putri dari Kraton Kilen untuk dibawa menuju bangsal Sekar Kedaton dan beristirahat di emper bangsal Gedhong Prabayeksa.