REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Bentrokan antar warga di Kota Ambon kembali terjadi pada Senin (12/12) malam. Insiden dipicu sikap saling ejek merembet pada perang petasan hingga bom molotov dan bom rakitan serta senjata api.
Menurut Polri, tingkat kerentanan Ambon sangat tinggi. "Tingkat kerentanan di Ambon cukup tinggi sehingga warga mudah tersulut dan terprovokasi," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Boy Rafli Amar yang ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (13/12).
Boy menambahkan polisi telah menurunkan personel polisi untuk mengamankan daerah bentrokan dan agar tidak berkembang ke daerah lain di sekitarnya. Akibat bentrokan warga antar dua daerah itu, sebanyak 16 orang luka-luka (satu orang di antaranya terkena luka tembak) dan lima rumah terbakar karena lembaran bom molotov dan bom rakitan. "Polisi juga menemukan anak panah di lokasi bentrokan," jelasnya.
Senada dikatakan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Mochamad Taufik. Menurut Taufik, polisi fokus pada upaya pencegahan terhadap meluasnya bentrokan. Upaya represif, lanjutnya, belum akan digunakan terhadap bentrokan tersebut.