REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Budidaya rumput laut jenis Gracilaria sp (penghasil agar-agar), memberi semacam harapan bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam mengatasi masalah sosial-ekonomi masyarakat.
Oleh sebab itu, Pemprov Jabar akan serius menggalakkan budidaya rumput laut ini. Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, mengatakan ada beberapa alasan pemprov mendorong budidaya tersebut.
Pertama, teknik produksi relatif mudah dan murah. Disamping risiko gagal panen yang sangat rendah, produktivitas rumput laut ini juga tinggi. Panen bisa dilakukan setiap 45 hari atau sekitar 6 kali panen dalam setahun.
Harga jual Gracilaria sp cukup tinggi dan menguntungkan, yaitu sekitar Rp 4 ribu/kg berat kering di lokasi tambak (on farm). Pasar untuk Gracilaria sp pun sangat besar dan terus meningkat. "Selain itu, usaha budidaya rumput laut di tambak mampu menyerap banyak tenaga kerja dan menciptakan "multiplier effects" ekonomi yang besar dan luas," jelas Heryawan, Sabtu (14/1).
Oleh sebab itu, Pemprov Jabar bersama Bank BJB merangkul Yayasan Al-Bahri Nusantara untuk menggulirkan Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir Pantai Utara Jawa Barat (PPMP).
Salah satunya melalui pengembangan usaha budidaya rumput laut (Gracilaria sp). Tahap I program ini sendiri sudah efektif berjalan sejak Februari tahun lalu. Pada tahap tersebut, kegiatan berupa pengembangan dan pemantapan kegiatan budidaya.
Sementara, PPMP tahap II sudah efektif dimulai sejak September lalu. Seperti halnya pada tahap pertama, di tahap kedua ini juga ditargetkan pertambahan luasan usaha minimal 100 hektare lahan dan melibatkan minimal seratus orang. Sampai hari ini, program tahap kedua tersebut mampu menambah luasan lahan hingga 210,60 hektare dan melibatkan 106 orang. "Jadi target pada masing-masing tahap ini sudah terlampaui," ujar Heryawan.