REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH - Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menyatakan roda pemerintahan di bawah kepemimpinannya selama lima tahun ini tidak antikritik. "Pemerintah Aceh di bawah kepemimpinan kami (Irwandi Yusuf-Muhammad Nazar) bukanlah pemerintahan yang anti terhadap kritikan dari manapun," katanya di sela-sela peresmian jembatan layang Santan di Kota Banda Aceh, Senin.

Karena, katanya, pembangunan Aceh selama lima tahun dijalankan dan akan berakhir pada 8 Februari 2012 itu adalah milik rakyat dan sekaligus untuk kepentingan masyarakat banyak. "Karena itu sudah pada tempatnya bila Pemerintah Aceh menerima dengan baik dan seksama berbagai kritik dan masukan dari pemilik dan pemangku kepentingan pembangunan daerah ini sendiri," kata dia menambahkan.

Irwandi Yusuf berkeyakinan bahwa setiap kritik dan saran dari masyarakat adalah benar berangkat dari kebeningan hati dan kearifan pikiran rakyat.

Selain jembatan layang Santan, Gubernur juga meresmikan sejumlah proyek strategis lainnya di beberapa kabupaten/kota di Aceh. Proyek strategis seperti jembatan, jalan dan rumah dhuafa itu merupakan anggaran bersumber dari APBN dan APBA 2008-2011.

"Di sejumlah lokasi peresmian proyek strategis itu kami menyaksikan antusiasme masyarakat luar biasa terhadap berbagai kebijakan pembangunan yang pro kepada rakyat yang selama lima tahun terakhir yang dijalankan Pemerintah Aceh," katanya menjelaskan.

Ikuti Whatsapp Channel Republika