REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG - Ketela pohon kerap kali dianggap sebagai makanan 'kampung'. Namun, bagi warga Temanggung, ketela pohon merupakan jajanan favorit.
Masyarakat Desa Plumbon, Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung mengolah ketela pohon menjadi balok goreng. Cemilan ini bahkan sudah merambah ke Belanda.
Sri Umyung (45 tahun), salah satu pembuat balok goreng, mengatakan balok goreng produksinya sudah dijual hingga ke Belanda, Malaysia, dan Singapura.
“Balok goreng buatan saya dibawa sama TKI sini yang kerja di Belanda,'' tutur Sri. ''Balok goreng saya dibawa untuk oleh-oleh majikannya. Dan, ternyata majikan mereka pada ketagihan.''
Agar sesuai pasar, Sri mengolah balok gorengnya dengan cita rasa gurih asin dan rasa balado. Meskipun sudah sampai ke negeri Belanda, Sri tidak mampu maksimal memproduksi karena terbatasnya modal dan bahan baku produksi. "Harga ketela pohon mahal dan jumlahnya terbatas. Jadinya, balok goreng tidak rutin diproduksi," ujar dia.
Pembuatan balok goreng dilakukan dengan mengiris ketela berbentuk dadu lalu direndam selama 1 malam di dalam air. Setelah semalaman, irisan dadu ini ditambahkan bumbu berupa bawang putih, garam, dan penyedap rasa. Balok goreng dapat bertahan hingga 3 bulan.