Ahad 05 Feb 2012 09:25 WIB

Balok Goreng Temanggung Rambah Belanda Lewat TKI

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Didi Purwadi
Singkong goreng
Foto: www.inforesep.com
Singkong goreng

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG - Ketela pohon kerap kali dianggap sebagai makanan 'kampung'. Namun, bagi warga Temanggung, ketela pohon merupakan jajanan favorit.

Masyarakat Desa Plumbon, Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung mengolah ketela pohon menjadi balok goreng. Cemilan ini bahkan sudah merambah ke Belanda.

Sri Umyung (45 tahun), salah satu pembuat balok goreng, mengatakan balok goreng produksinya sudah dijual hingga ke Belanda, Malaysia, dan Singapura.

“Balok goreng buatan saya dibawa sama TKI sini yang kerja di Belanda,'' tutur Sri. ''Balok goreng saya dibawa untuk oleh-oleh majikannya. Dan, ternyata majikan mereka pada ketagihan.''

Agar sesuai pasar, Sri mengolah balok gorengnya dengan cita rasa gurih asin dan rasa balado. Meskipun sudah sampai ke negeri Belanda, Sri tidak mampu maksimal memproduksi karena terbatasnya modal dan bahan baku produksi. "Harga ketela pohon mahal dan jumlahnya terbatas. Jadinya, balok goreng tidak rutin diproduksi," ujar dia.

Pembuatan balok goreng dilakukan dengan mengiris ketela berbentuk dadu lalu direndam selama 1 malam di dalam air. Setelah semalaman, irisan dadu ini ditambahkan bumbu berupa bawang putih, garam, dan penyedap rasa. Balok goreng dapat bertahan hingga 3 bulan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement