Selasa 21 Feb 2012 22:16 WIB

Gara-gara Banjir, Petani Lebak Rugi Rp 6,5 Miliar

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK - Petani Kabupaten Lebak, Banten, mengalami kerugian akibat banjir hingga mencapai Rp 6,5 miliar sehingga diharapkan pemerintah memberikan bantuan untuk meringankan beban ekonomi mereka.

"Kami berharap petani dapat bantuan benih cadangan daerah atau cadangan benih nasional yang dipasok melalui Provinsi Banten," kata Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Yuntani di Rangkasbitung, Selasa (21/2).

Ia mengatakan, jumlah tanaman padi yang terendam banjir sebulan lalu tercatat 1.300 hektare hingga menimbulkan gagal panen. Dari 1.300 hektare tersebut diperkirakan petani mengalami kerugian mencapai Rp 6,5 miliar. Jika diakumulasikan biaya produksi Rp5 juta per hektare.

Karena itu, kata dia, petani saat ini sangat membutuhkan biaya produksi agar bisa kembali bertanam padi pada Maret mendatang.

Selama ini, mereka merasa kesulitan untuk membeli keperluan produksi pangan, seperti benih, pupuk dan pestisida. "Kami minta pemerintah segera menyalurkan bantuan untuk petani yang sawahnya terendam banjir itu," ujarnya.

Menurut dia, pihaknya sudah mengusulkan kepada Kementerian Pertanian dan pemerintah Provinsi Banten agar petani yang terkena bencana alam dapat bantuan benih varietas unggul.

Hal itu karena tanaman yang terendam banjir antara usia 60 sampai 80 hari setelah tanam dan jika panen dipastikan Maret-April 2012.

Sedangkan, kata dia, tanaman padi yang usia di bawah 60 hari setelah tanam akan diajukan untuk mendapat bantuan kompensasi sebesar Rp3,7 juta per hektare. "Saya berharap bantuan ini bisa secepatnya karena musim tanam pada Maret mendatang secara serentak," katanya.

Udin, seorang petani Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak mengatakan, pihaknya berharap pemerintah segera menyalurkan bantuan benih karena sangat membutuhkan bantuan setelah dilanda bencana alam itu.

Saat ini petani yang sawahnya terendam banjir di wilayahnya belum tanam karena tidak memiliki benih setelah dilanda banjir.

Petani merasa bingung menghadapi musim tanam Maret mendatang karena biaya produksi, seperti membeli benih, sewa traktor dan pupuk sangat kesulitan. "Saya minta pemerintah melalui Dinas Pertanian setempat menyalurkan bantuan biaya produksi pertanian," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement