REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT---Sebanyak 973 perempuan di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat berperan menjadi kepala keluarga karena menggantikan peran kaum laki-laki dalam mencari kebutuhan hidup keluarga. "Perempuan yang menjadi kepala keluarga ini bukan identik sebagai janda. Ada yang suaminya sudah meninggal dunia, ada yang belum menikah tapi harus membiayai saudaranya karena orang tua mereka meninggal," kata Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Lombok Barat, Eva Parangan.
Ia mengatakan, seluruh perempuan yang berperan menjadi kepala keluarga tersebut tergabung dalam wadah Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) yang tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Lingsar sebanyak 392 orang dan Kecamatan Gerung 345 orang. Sementara di Kecamatan Labuapi sebanyak 110 orang, Kecamatan Narmada 72 orang, Kecamatan Kuripan sebanyak 54 orang.
Menurut Eva, pihaknya belum bisa memberikan bantuan yang berarti bagi kesejahteraan kaum perempuan yang menjadi kepala keluarga tersebut. Perhatian yang diberikan masih dalam taraf pembinaan dan advokasi jika terjadi permasalahan, terutama yang menyangkut masalah hukum.
Upaya memberikan advokasi jika terjadi permasalahan hukum dilakukan bekerja sama dengan sejumlah mitra BKBPP Kabupaten Lombok Barat, seperti Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Apik yang fokus terhadap penanganan masalah perempuan dan anak berhadapan dengan hukum. "Upaya membantu para kaum perempuan agar bisa meningkatkan kesejahteraan ekonominya menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi kami. Mudah-mudahan ke depan kami bisa mengarah ke sana," ujarnya.
Namun, kata dia, dari lima kelompok Pekka yang sudah ada, salah satu yang sudah dianggap bisa mandiri dengan membuka usaha ekonomi produktif adalah kelompok Pekka di Kecamatan Lingsar. Kelompok perempuan kepala keluarga tersebut dibina oleh salah lembaga swadaya masyarakat (LSM) pemerhati perempuan. Selain memotivasi kaum perempuan untuk bisa berwirausaha, LSM itu juga memberikan pendidikan, seperti membaca, menulis dan berhitung bagi yang buta aksara. "Memang kelompok Pekka di Kecamatan Lingsar sudah cukup maju dibandingkan di kecamatan lainnya. Kelompok itu sudah berdiri cukup lama," ujarnya.