Selasa 05 Jul 2022 06:53 WIB

AS: Penyelidik tak Dapat Simpulkan Asal Peluru yang Tewaskan Abu Akleh

AS tidak menemukan alasan bahwa tembakan itu dilakukan secara disengaja.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Warga Palestina mengepung jenazah jurnalis veteran Al-Jazeera Shireen Abu Akleh yang terbungkus bendera Palestina, saat dibawa ke kantor saluran berita di kota Ramallah, Tepi Barat, Rabu, 11 Mei 2022.
Foto: Abbas Momani/Pool via AP
Warga Palestina mengepung jenazah jurnalis veteran Al-Jazeera Shireen Abu Akleh yang terbungkus bendera Palestina, saat dibawa ke kantor saluran berita di kota Ramallah, Tepi Barat, Rabu, 11 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) pada Senin (4/7/2022) mengatakan, penyelidik independen tidak dapat mencapai kesimpulan pasti mengenai asal peluru yang menewaskan jurnalis veteran Aljazirah, Shireen Abu Akleh. Hal ini diungkapkan setelah melakukan analisis forensik terperinci.

Koordinator Keamanan AS menyimpulkan, tembakan oleh Angkatan Pertahanan Israel kemungkinan bertanggung jawab atas kematian Abu Akleh. Tetapi Koordinator Keamanan AS tidak menemukan alasan bahwa tembakan itu dilakukan secara disengaja.

Baca Juga

Pada 26 Mei, Jaksa Agung Palestina Akram Al-Khatib, mengumumkan, pemeriksaan jasad Abu Akleh mengkonfirmasi bahwa dia dibunuh oleh proyektil penusuk lapis baja yang ditembakkan ke kepalanya oleh penembak jitu Israel.

Beberapa agen media terkemuka, termasuk Aljazirah, CNN, Associated Press, The Washington Post dan The New York Times juga turut melakukan penyelidikan. Mereka menyimpulkan, Abu Akleh terbunuh oleh peluru Israel.

Sebelumnya, Otoritas Palestina (PA) telah menyerahkan peluru yang menewaskan Abu Akleh kepada pihak berwenang AS. Menurut al-Khatib pada Sabtu (2/7/2022), penyerahan itu untuk kebutuhan pemeriksaan forensik.

"Pihak-pihak terkait di negara Palestina setuju untuk mengizinkan pihak AS melakukan pekerjaan mempelajari pada peluru. Itu diserahkan kepada mereka," kata al-Khatib mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita resmi Palestina WAFA.

Abu Akleh terbunuh pada 11 Mei saat meliput serangan militer Israel di Kota Jenin di wilayah pendudukan Tepi Barat. Kematiannya memicu kemarahan Palestina dan kecaman internasional.

Militer Israel, kantor perdana menteri, dan Kementerian Pertahanan tidak segera berkomentar ketika ditanya apakah Israel akan bekerja sama dengan penyelidikan AS. Namun, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz pada Mei mengatakan, Israel siap untuk melakukan penyelidikan dan bekerja sama dengan aktor internasional.

Penyelidikan PA menyatakan, Abu Akleh telah ditembak oleh seorang tentara Israel dalam pembunuhan yang disengaja. Israel telah membantah tuduhan itu dan mengatakan sedang melanjutkan penyelidikannya sendiri.

Namun Israel menyatakan tidak dapat menentukan apakah asal tembakan itu dari tentara Israel atau Palestina, tanpa memeriksa peluru. Barang bukti ini dinilai diperlukan untuk melihat apakah peluru itu cocok dengan senapan militer Israel.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan, Abu Akleh meninggal dunia akibat tembakan pasukan Israel. Kesimpulan ini didapatkan dari informasi yang diperoleh dari militer Israel dan jaksa agung Palestina.

Baca juga : Lapid Lakukan Pertemuan Kabinet Pertama sebagai PM Israel

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement