Jumat 08 Jul 2022 15:02 WIB

Nasihat Wukuf di Arafah Kiai Cholil Nafis: Hentikan Semua Kepentingan Duniawi

Wukuf di Arafah adalah inti atau rukun utama haji

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Wukuf di Arafah adalah inti atau rukun utama haji. Jamaah haji sedang wukuf di Arafah (Ilustrasi)
Foto: AP/ Amr Nabil
Wukuf di Arafah adalah inti atau rukun utama haji. Jamaah haji sedang wukuf di Arafah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis, berpesan kepada umat Islam khususnya Muslim Indonesia agar menghentikan semua kepentingan duniawi saat melaksanakan wukuf di padang Arafah. 

Kiai Cholil juga mengajak semua jamaah haji untuk mensyukuri nikmat dari Allah SWT. "Alhamdulillah saya pun bagian dari jamaah haji yang sedang wukuf di Arafah, merasakan betul betapa nikmat Allah yang diberikan kepada kita yang bisa melaksanakan ibadah haji," kata Kiai Cholil di Arab Saudi saat dihubungi Republika.co.id dari Jakarta, Jumat (8/7/2022). 

Baca Juga

Dia menjelaskan, jamaah haji perlu bersyukur karena tidak semua orang yang mampu secara harta dan fisik bisa berangkat haji tahun ini. Sebab ada pembatasan kuota jamaah haji di tahun ini sehingga tidak semua calon jamaah haji bisa melaksanakan ibadah haji di tahun ini. 

Dia mengingatkan, sudah dua tahun umat Islam Indonesia tidak melaksanakan ibadah haji karena pandemi Covid-19. Maka ibadah haji di tahun ini nikmat sekali. 

"Kita memang oleh Allah SWT dikenalkan kepada diri kita, siapa sebenarnya kita, saling mengenal antara satu dengan yang lain dari bapak yang satu Nabi Adam dan ibu Hawa, kemudian kita mengenal di padang Arafah ini yang terhampar bagai padang mahsar, kita hanya bermodalkan dua helai kain yang menutupi kita, yang terpenting adalah amal baik kita kepada Allah SWT," ujar Kiai Cholil. 

Kiai Cholil berpesan, mari bersama-sama merenungkan diri ini adalah hamba Allah SWT. Paling tinggi derajat manusia ketika mereka punya predikat sebagai hamba Allah Yang Mahapengasih. 

Dia mengatakan, jadikan wukuf di padang Arafah ini untuk menghentikan diri dari semua kepentingan duniawi. Karena suatu saat manusia lepas dari predikat duniawi dan manusiawi untuk kembali kepada Allah SWT.

"Mengenal diri kita untuk mengenal Allah SWT, berharap wukuf ini menjdi rutinitas keseharian untuk kita muhasabah, mengevaluasi diri apa yang terbaik untuk bekal kita kepada Allah SWT, dan apa yang kita tinggalkan sebagai legacy kepada masyaraka," ujarnya. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement