Senin 11 Jul 2022 23:32 WIB

Erdogan Desak Putin untuk Tetap Buka Jalur Bantuan Suriah

Erdogan dorong bantuan kemanusiaan tetap mengalir ke Suriah

Rep: Alkhaledi Kurnialam / Red: Nashih Nashrullah
Truk bantuan kemanusiaan ke Suriah. Erdogan dorong bantuan kemanusiaan tetap mengalir ke Suriah
Foto: Anadolu Agency
Truk bantuan kemanusiaan ke Suriah. Erdogan dorong bantuan kemanusiaan tetap mengalir ke Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA– Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak mitranya dari Rusia Vladimir Putin untuk memperpanjang otorisasi pengiriman bantuan kemanusiaan lintas batas ke Suriah. Bantuan memang sangat dibutuhkan rakyat Suriah lantaran krisis ekonomi dan konflik yang berkepanjangan.   

Seruan Erdogan datang ketika para diplomat bergegas menemukan solusi yang dapat mengatasi veto Rusia terhadap sistem yang membuat bantuan terus mengalir ke negara yang dilanda perang itu sejak 2014. 

Baca Juga

“Erdogan menekankan bahwa dia mementingkan perpanjangan mekanisme lintas batas di Suriah,” kata kantornya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pembicaraan tersebut dilansir dari Al Arabiya, Senin (11/7/2022). 

Perbatasan Turki-Suriah di persimpangan Bab al-Hawa adalah satu-satunya cara bantuan PBB dapat menjangkau warga sipil tanpa menavigasi daerah yang dikendalikan pasukan pemerintah Suriah.

Rusia adalah sekutu rezim Suriah, menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB untuk menolak proposal Barat agar perbatasan tetap dibuka selama satu tahun lagi. 

Kebuntuan itu terjadi dengan ketegangan diplomatik pada titik tertinggi dalam sejarah sejak invasi Rusia ke Ukraina. Dewan Keamanan sebelumnya telah memperpanjang mekanisme lintas batas setelah berakhir dan beberapa sumber mengatakan pemungutan suara masih mungkin dilakukan pekan ini. 

Erdogan telah mencoba untuk meningkatkan hubungan kerjanya yang baik dengan Putin dan para pemimpin yang didukung Barat di Kyiv untuk menenangkan ketegangan. Kantornya mengatakan Erdogan juga mendesak Putin untuk "mengambil tindakan" atas proposal PBB untuk melanjutkan ekspor gandum Ukraina yang terhenti di Laut Hitam. 

PBN telah mengajukan rencana untuk memfasilitasi ekspor yang akan melihat koridor aman didirikan di sekitar tambang yang diketahui. Proposal tersebut hanya mendapat dukungan terbatas di Moskow dan Kyiv. 

Kyiv menuduh Rusia mencuri biji-bijiannya dan berkontribusi pada kekurangan pangan global yang disebabkan ekspor biji-bijian yang diblokir di pelabuhan Ukraina. Tetapi Rusia mengklaim telah "menasionalisasi" aset negara Ukraina dan membeli tanaman dari petani lokal.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement