Selasa 12 Jul 2022 20:19 WIB

China Cabut Aturan Pengujian Covid-19 pada Barang Impor

Virus corona telah terdeteksi pada ratusan pengiriman makanan dingin sejak 2020.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Seorang warga melakukan tes PCR gratis yang difasilitasi pemerintah di pinggir jalan, Distrik Chaoyang, Beijing, China, Kamis (26/5/2022). Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan pada Selasa (12/7/2022), pemerintah daerah tidak perlu lagi menguji beberapa barang impor untuk virus korona.
Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie
Seorang warga melakukan tes PCR gratis yang difasilitasi pemerintah di pinggir jalan, Distrik Chaoyang, Beijing, China, Kamis (26/5/2022). Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan pada Selasa (12/7/2022), pemerintah daerah tidak perlu lagi menguji beberapa barang impor untuk virus korona.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan pada Selasa (12/7/2022), pemerintah daerah tidak perlu lagi menguji beberapa barang impor untuk virus corona. Langkah tersebut bertujuan untuk mengurangi biaya tindakan pencegahan Covid-19 yang ketat.

China mulai menguji kemasan impor makanan dingin dan beku untuk virus corona pada Juni 2020. Tindakan ini diambil setelah sekelompok infeksi di antara pekerja di pasar makanan grosir di Beijing.

Baca Juga

Enam bulan kemudian, Beijing juga menyarankan pengujian pada produk yang disimpan pada suhu ruangan juga. Keputusan ini bahkan terus dilakukan meski para ilmuwan mengatakan, risiko infeksi virus korona melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi rendah.

Tapi, keputusan terbaru dari otoritas kesehat ini membuat pemerintah daerah tidak perlu lagi menguji makanan suhu ruangan atau barang lain. Namun tidak ada keterangan tentang produk tersebut masih akan diperiksa di bea cukai atau tidak.

Komisi Kesehatan Nasional menjelaskan, makanan dingin dan beku akan terus diuji. Namun eksportir tidak akan menghadapi penangguhan impor ketika barang dinyatakan positif di pemeriksaan pabean.

Langkah-langkah tersebut dilakukan di tengah upaya yang berkembang untuk mendukung ekonomi China yang lesu. Negara ini telah mengaitkan wabah Covid-19 sebelumnya di antara pekerja dermaga dengan makanan beku. Namun, pengawasan intensif dan pengujian serta desinfeksi produk impor telah menambah biaya yang signifikan dan mengganggu perdagangan.

Virus ini telah terdeteksi pada ratusan pengiriman makanan dingin dan beku sejak 2020. Pemasok utama daging, makanan laut, dan produk lainnya ditangguhkan selama berminggu-minggu.

Beberapa pemerintah daerah telah melampaui aturan nasional. Contoh saja kota Lhasa, ibu kota Tibet, melarang makanan beku impor secara langsung dalam upaya mengurangi risiko penyebaran virus corona. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement