Permasalahan pengungsi ini membuat Raisi mendesak negara-negara regional dan masyarakat internasional untuk membantu para pengungsi kembali ke rumahnya. Dia mengatakan, komunitas internasional memikul tanggung jawab untuk menyelesaikan krisis pengungsi Suriah dan menyatakan kesiapan Iran dalam mendukung inisiatif semacam itu. Iran adalah salah satu sekutu terkuat rezim Bashar al-Assad di Damaskus dan telah mendukungnya sepenuhnya selama tahun-tahun perang.
Sedangkan dalam pernyataan bersama Rusia, Turki, dan Iran mengatakan, akan memeriksa perkembangan internasional dan regional terbaru dan menekankan peran kunci Astana Process dalam penyelesaian damai dan berkelanjutan dari krisis Suriah. Mereka menekankan komitmen teguh terhadap kedaulatan, kemerdekaan, persatuan, dan integritas teritorial Suriah.
Bersama Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Raisi menyatakan tekad untuk terus bekerja sama memerangi terorisme, membahas situasi di Suriah utara, meninjau situasi di de-eskalasi Idlib. Mereka menyatakan keprihatinan atas situasi kemanusiaan di Suriah dan menyatakan penentangan terhadap solusi militer untuk konflik.
Astana Process diluncurkan pada 2017 dalam upaya untuk memulihkan perdamaian dan stabilitas di negara Arab sejak 2011, ketika rezim Assad menindak pengunjuk rasa pro-demokrasi. Bulan lalu, perwakilan dari tiga negara menekankan bahwa kedaulatan nasional dan integritas teritorial Suriah harus dihormati. Pertemuan berikutnya akan diadakan di Rusia.