REPUBLIKA.CO.ID, BINTAN -- Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau mencatat realisasi nilai investasi di daerah tersebut dari Januari-Juni 2022 mencapai Rp 2,1 triliun. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bintan Indra Hidayat mengatakan bahwa usaha baru yang digeluti pengusaha di daerah tersebut antara lain di sektor kesehatan, pertambangan, perkebunan, dan perumahan.
Beberapa perusahaan juga membangun kerja sama dengan Galang Batang Kawasan Ekonomi Khusus yang dikelola Santoni. Para pengusaha ingin membangun industri turunan dari pengelolaan bubuk alumina yang diproduksi PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) di Galang Batang Kawasan Ekonomi Khusus.
"Di kawasan itu juga direncanakan dibangun politeknik untuk peningkatan sumber daya manusia dan rumah sakit," ucap mantan Kadis Tenaga Kerja Bintan itu, Ahad (24/7/2022).
Di sisi lain, kawasan industri Lobam juga masih menarik perhatian para pengusaha lokal dan asing. Tahun ini ada beberapa perusahaan industri yang dibangun di Lobam.
Selain itu, pengusaha juga menangkap peluas bisnis saat kebutuhan perumahan meningkat. Sejumlah developer pada tahun ini membangun perumahan di beberapa kawasan yang mulai ramai penduduk.
"Ada beberapa perumahan baru yang dibangun di Bintan. Saya pikir ini bisnis yang menjanjikan," tuturnya.
Indra mengungkapkan target investasi di Bintan pada tahun ini mencapai Rp 16 triliun. Kemungkinan target tersebut sulit tercapai lantaran saat ini dunia usaha masih dalam tahap pembenahan setelah terpuruk terkena imbas pandemi COVID-19.
"Kami tetap optimistis realisasi investasi di Bintan dapat bergerak cepat setelah tahun 2022. Tahun ini mudah-mudahan realisasi nilai investasi lebih dari Rp 8 triliun," katanya.