Rabu 27 Jul 2022 13:43 WIB

Koalisi Gerindra-PKB Berpotensi Sinergikan Nahdliyin dan Nasionalis

Gerindra di daerah sudah sepakat memohon Prabowo Subianto menjadi capres 2024

Red: Sandy Ferdiana
Ihsanudin, Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jabar yang juga Pengurus PP GP Ansor
Foto: Istimewa
Ihsanudin, Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jabar yang juga Pengurus PP GP Ansor

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Komunikasi politik yang kian intens antara Partai Gerindra dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Jika keduanya berkoalisi, maka dipastikan akan meraup suara nasioalis dan nahdliyin struktural maupun kultural.

Demikian dikatakan Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jawa Barat Ihsanudin kepada Republika, Rabu (27/7). Kata dia, potensi suara nahdliyin sangatlah besar di Indonesia. Karenanya, kata dia, PKB sebagai partai yang tengah menjalin komunikasi menuju koalisi dengan Gerindra, akan menjadi jembatan dengan kalangan nahdliyin.

Ihsanudin yang juga Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jabar ini mengatakan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, harus merangkul semua struktur NU termasuk kelompok-kelompok kulturalnya.  Komunikasinya, kata dia, diharapkan harus berjalan secara baik dengan struktur Pengurus Besar NU di bawah kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf, kelompok pengagum pemikiran Abdurrahman Wahid atau Gusdurian di bawah Yenny Wahid, sampai muslimat NU yang diketuai Khofifah Indar Parawansa.

"Apabila PKB mau serius berkoalisi dengan Gerindra dan menang pada Pilpres 2024, prasyaratnya Cak Imin harus sowan ke Ketum PBNU dan memohon dukungan Gus Yahya,’’ ujarnya. Selanjutnya, papar dia, Cak Imin dimohon bersilaturrahim ke keluarga Gusdur, agar hubungan bisa lebih membaik dan saling memberikan dukungan.

Tidak lupa, imbuh dia, Cak Imin juga disarankan meminta dukungan dari Ketum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa. ‘’Ketum PP Muslimat NU mampu menggerakan emak-emak militan NU,’’ kata Ihsanudin yang juga aktif di kepengurusan Pimpinan Pusat GP Ansor ini, Rabu (27/7).

Pihaknya tidak mengharapkan lagi adanya saling berbalas pantun antara Cak Imin dengan para petinggi NU. Kata Ihsanudin, jangan sampai potensi suara nahdliyin yang bisa dirangkul oleh Gerindra dan PKB pada Pilpres 2022, malah tidak terealisasi secara optimal.

‘’Secara gentleman, Cak Imin harus sowan dan memohon dukungan kepada keluarga besar NU. Sebab, mereka bertiga; Gus Yahya, Mbak Yenny dan Mbak Khofifah adalah kunci,’’ tuturnya. Ihsanudin menuturkan, bisa juga PKB menawarkan nama-nama cawapres lainnya dari internal NU sebagai alternatif, seperti Khofifah, Erick Tohir, atau Gus Yaqut (Menteri Agama RI), agar kekuatan dan potensi besar ini bisa berbuah kemenangan.

Gerindra sendiri, kata Ihsanudin, sudah memiliki modal besar suara, di antaranya suara untuk Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, saat Pilpres 2019 lalu. Gerindra Jabar dan provinsi lainnya juga sudah bulat memohon Prabowo Subianto menjadi calon presiden pada Pilpres 2024. ‘’Gagasan ini sekadar masukan dari kami buat para petinggi partai agar pergerakan politik lebih efektif dan meraih kemenangan,’’ tandas Ihsanudin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement