Rabu 27 Jul 2022 17:06 WIB

Kontak Erat Jadi Sumber Utama Penularan Cacar Monyet, Termasuk Melalui ASI

Masa inkubasi cacar monyet berlangsung dengan dua periode.

Red: Indira Rezkisari
Gambar 1997 ini disediakan oleh CDC selama penyelidikan wabah cacar monyet, yang terjadi di Republik Demokratik Kongo (DRC), sebelumnya Zaire, dan menggambarkan permukaan punggung tangan pasien kasus cacar monyet, yang menunjukkan munculnya ruam khas selama tahap penyembuhannya.
Foto:

Dr Adityo yang juga merupakan pengurus pusat PETRI (Perhimpunan Kedokteran Tropis dan Penyakit Infeksi Indonesia) menerangkan bahwa hingga saat ini masih belum ada pengobatan yang spesifik untuk infeksi cacar monyet. Meski demikian, di masa lalu, vaksinasi terhadap penyakit cacar atau smallpox yang disebabkan oleh karena infeksi virus Variola yang dinyatakan telah tereradikasi secara global sejak tahun 1980.

Adityo mengatakan vaksinasi dapat memberikan efektivitas proteksi sebesar 85 persen untuk mencegah infeksi cacar monyet. Ia juga mengingatkan dengan ditemukannya kasus cacar monyet di Singapura, maka masyarakat juga perlu mewaspadai terhadap kemungkinan masuknya virus ini di Indonesia.

"Hal ini menjadi lebih penting terutama pada populasi khusus oleh karena risiko fatalitas cacar monyet ini dikatakan lebih tinggi pada kelompok anak-anak, ibu hamil, lansia, dan orang dengan imunitas rendah (imunosupresi)," paparnya.

Namun demikian, dengan berkaca kepada pandemi Covid-19 yang telah melanda, masyarakat diminta tetap harus selalu optimis. Mampu bekerjasama dengan pemerintah, dan dunia secara cepat menyikapi situasi ini

Ketua Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI, dr Agus Dwi Susanto mengatakan pemahaman yang baik terhadap infeksi cacar monyet dan kewaspadaan dini terhadap Kejadian Luar Biasa atau outbreak, menjadi modal utama dalam aspek pencegahan. Upaya untuk menghindari kontak dengan pasien yang diduga terinfeksi merupakan kunci pencegahan.

"Cara ini dinilai paling efektif pada saat outbreak, diiringi dengan upaya surveilans dan deteksi dini kasus aktif guna melakukan karantina untuk mencegah penyebaran yang lebih luas," kata Agus.

Agus juga meminta tenaga Kesehatan baik dokter maupun perawat yang menemukan gejala cacar monyet pada pasien agar segera melakukan tindak lanjut dengan tes PCR (Polymerase Chain Reaction). Yakni metode pemeriksaan virus cacar monyet dengan mendeteksi DNA virus tersebut. "Selanjutnya segera melaporkan ke dinas kesehatan setempat agar bisa segera dilakukan surveilans dan Tindakan lebih lanjut lainnya," imbuhnya.

Cacar monyet merupakan penyakit infeksi virus, bersifat zoonosis dan jarang terjadi. Beberapa kasus infeksi pada manusia (human monkeypox) yang pernah dilaporkan terjadi secara sporadis di Afrika Tengah dan Afrika Barat dan umumnya pada lokasi yang berdekatan dengan daerah hutan hujan tropis.

Penyakit cacar monyet ini tergolong ke dalam genus orthopoxvirus. Virus lain yang juga berasal dari genus orthopoxvirus adalah virus variola yang menyebabkan penyakit cacar (smallpox) dan telah dinyatakan tereradikasi di seluruh dunia oleh WHO pada tahun 1980.

Berdasarkan data dari WHO, monkeypox pada awalnya teridentifikasi pada tahun 1970 di Zaire dan sejak itu dilaporkan secara sporadis di 10 negara di Afrika Tengah dan Barat. Pada tahun 2017, Nigeria mengalami outbreak terbesar yang pernah dilaporkan, dengan perkiraan jumlah kasus yang terkonfirmasi sekitar 40 kasus.

Sejak Mei 2022, monkeypox menjadi penyakit yang menjadi perhatian kesehatan masyarakat global, karena dilaporkan dari negara non endemis. Sejak tanggal 13 Mei 2022, WHO telah menerima laporan kasus-kasus monkeypox yang berasal dari negara non endemis, dan saat ini telah meluas secara global dengan total 75 negara.

Hingga 25 Juli 2022 terdapat 18.905 kasus konfirmasi monkeypox di seluruh dunia, dengan 17.852 kasus terjadi di negara tanpa riwayat kasus konfirmasi sebelumnya. Amerika Serikat melaporkan kasus monkeypox sebesar 3846 kasus. Di ASEAN, Singapura telah melaporkan 9 kasus konfirmasi dan Thailand melaporkan 1 kasus konfirmasi.

photo
Asal usul cacar monyet. - (Republika)

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement