Jumat 05 Aug 2022 14:57 WIB

Akhlak Bertamu di Rumah

Bertamu di rumah siapa pun, duduk dengan sopan merupakan kewajiban.

Red: Ani Nursalikah
Akhlak Bertamu di Rumah
Foto:

Di luar suasana ‘Idul Fitri atau suasana istimewa lainnya, umumnya tuan rumah meng­hidangkan jamuan ketika tamu sudah beberapa saat berbincang-bincang. Hal penting yang perlu kita perhatikan adalah ketika tuan rumah menghidangkan jamuan, kita berucap “Alhamdulillah. Terima kasih” bukan “Wah, jadi merepotkan.” Mengapa? Menjamu tamu adalah ibadah karena melaksanakan petintah Allah Subhanahu wa Ta’aala dan Rasul-Nya. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yang artinya

“Hai umat manusia, syiarkanlah salam, hubungkanlah silaturahim, menjamu makanlah dan salat (malamlah) kamu pada waktu orang (lain) tidur, niscaya kamu akan masuk surga dengan selamat sejahtera.” (HR Tirmidzi)

Ada tuntunan mendoakan tuan rumah yang menjamu dengan doa sebagai berikut.

Akhlak Bertamu di Rumah

“Ya, Allah! Berilah barakah apa yang Engkau rezekikan kepada mereka, ampunilah, dan belas kasihilah mereka (HR Muslim).

“Ya, Allah. Berilah ganti makanan kepada orang yang memberiku makan dan berilah minuman kepada orang yang memberiku minuman.” (HR Muslim)

Bertamu di rumah siapa pun, duduk dengan sopan merupakan kewajiban, lebih-lebih ber­tamu di rumah orang yang sangat kita hormati. Duduk dengan sopan ditandai, di antaranya, dengan pandangan mata, sikap tangan, dan sikap kaki.

Pandangan mata tidak menyelidik ke segala penjuru ruang tamu. Kedua tangan rapat diletakkan di paha, sedangkan kaki lurus ke bawah, tidak diselempangkan, dan tidak digoyang-goyangkan. Ketika melakukan pembicaraan, sesekali boleh menggerakkan tangan, tetapi tidak berlebihan. Ketika tuan rumah berbicara, kita ikuti dengan penuh perhatian. Arah pandangan dengan sopan tertuju padanya.

Sangat bagus jika kita meres­ponnya, baik dengan kata-kata maupun dengan gerakan anggota tubuh. Namun, sekali lagi, tidak berlebihan.

Untuk menghindari fitnah, istri atau suami yang bertamu sendirian atau bersama orang lain memberitahukan keperluannya kepada pasangan atau keluarganya masing-masing. Tidak ada sama sekali ucapan dan/atau perilaku yang mengandung kemaksiatan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement