REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Beberapa kota di China yang sedang dilanda wabah Covid-19 menerapkan peraturan pembatasan sosial baru. Upaya menahan penyebaran virus kembali mengancam perekonomian lokal.
Kebijakan "nol-Covid dinamis" China mengurangi pergerakan masyarakat yang tak perlu selama beberapa hari secepatnya setelah muncul beberapa kasus infeksi. Tujuannya menghindari wabah besar yang pernah terjadi di Shanghai dan Wuhan.
Tapi berapa lama peraturan pembatasan sosial ringan ini diterapkan tidak jelas karena varian Omicron yang sangat mudah menular sulit dihilangkan sepenuhnya. Langkah ini merugikan kepercayaan bisnis dan membuat enggan masyarakat bepergian.
Pada Kamis (11/8/2022) pemerintah pusat manufaktur dan ekspor di bagian timur, Yiwu, mengatakan akan menerapkan "pengelolaan senyap" selama tiga hari. Melarang sebagian besar masyarakat untuk meninggalkan lokasi yang ditetakan dan beberapa diantaranya dilarang keluar rumah.
Sekitar 1,9 juta warga Yiwu bergabung dengan jutaan warga kota lainnya yang dilarang melakukan pergerakan tak perlu di luar komplek perumahan mereka. Mereka hanya diizinkan keluar untuk urusan Covid-19, berbelanja kebutuhan atau berkunjung ke rumah sakit.
Perusahaan yang pegawainya dapat bekerja di gedung-gedung tertutup masih diizinkan beroperasi. Sementara venue publik kecuali rumah sakit dan tempat penting lainnya di Yiwu ditutup selama tiga hari.
Tiga kota di area Aksu, Xinjiang mengizinkan pekerja berangkat ke kantor tapi melarang yang lainnya meninggalkan rumah kecuali untuk keperluan penting. Belum diketahui kapan kebijakan ini akan dicabut.
Distrik-distrik penting di Urumqi, Ibukota Provinsi Xinjiang sudah menerapkan pembatasan sosial yang digelar selama lima hari mulai Rabu (10/8/2022) kemarin. Kluster penularan di Hainan dan Tibet terus menyebar.
Komisi Kesehatan Nasional (NHC) China melaporkan 10 Agustus kemarin China Daratan mencatat 1.993 kasus domestik. Sebanyak 614 di antaranya dengan gejala dan 1.379 tanpa gejala. Tidak ada kasus kematian sehingga kasus kematian Covid-19 tetap 5.226.
China mengkonfirmasi 232.809 kasus infeksi pada 10 Agustus lalu. Termasuk penularan lokal dan dari orang yang baru tiba. Beijing melaporkan dua kasus infeksi lokal, sementara Shanghai dan Shenzhen melaporkan tidak ada kasus infeksi baru.