REPUBLIKA.CO.ID, ALBUQUERQUE -- Anggota komunitas Muslim New Mexico, Kamis (11/8/2022), mendesak tersangka pembunuhan empat muslim di New Mexico tetap berada di balik jeruji besi selama menunggu persidangan. Mereka meyakini, kejahatan yang dilakukan Muhammad Syed baru-baru ini bukanlah kali pertama dilakukannya.
Mengutip tuduhan sebelumnya tentang kekerasan dalam rumah tangga dan pengawasan video yang tampaknya menunjukkan Syed menyayat ban kendaraan yang diparkir di luar masjid setempat. Video tersebut dari awal 2020 telah mendorong para pemimpin Pusat Islam New Mexico pada saat itu menegur Muhammad Syed dan menyuruhnya tidak kembali ke masjid.
“Wanita yang bannya disayat tidak pernah melapor ke polisi dan tuntutan tidak pernah diajukan,” kata Presiden Islamic Center, Ahmad Asssed, Jumat (12/8/2022).
Hampir dua tahun kemudian, kakak iparnya menjadi salah satu korbannya. Muhammad Zahir Ahmadi ditembak mati November lalu di belakang pasar miliknya bersama saudaranya. Polisi telah menetapkan Syed (51 tahun) sebagai tersangka utama atas kematian Ahmadi dan dalam penembakan fatal terhadap pria lain pada awal Agustus. Syed juga secara resmi didakwa dengan dua tuduhan pembunuhan.
Syed ditangkap pada Senin (8/8/2022) malam tidak jauh dari rumahnya di Albuquerque. Dia mengatakan kepada pihak berwenang dia sedang dalam perjalanan ke Texas. Polisi Albuquerque pada Kamis (11/8/2022) merilis dua video singkat yang menunjukkan bagian dari penangkapan Syed.
Rekaman dari kamera yang dikenakan di tubuh, termasuk klip 18 detik Syed tertelungkup di tanah saat petugas menyuruhnya meletakkan tangannya di belakang punggungnya. Syed tampaknya memberi tahu mereka bahwa dia tidak bisa berbicara bahasa Inggris ketika mereka memborgolnya.