Rabu 24 Aug 2022 00:59 WIB

Menkes: Waspadai Munculnya Varian Baru Covid-19

Besar kemungkinan varian baru muncul karena kasus konfirmasi naik signifikan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah warga berjalan di Alun-Alun Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/7/2022). Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan saat ini mewanti-wanti masyarakat Indonesia untuk tetap waspada terhadap potensi munculnya varian baru Covid-19 akibat melonjaknya kasus harian di berbagai negara seperti Jepang dan sejumlah negara di Eropa.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Sejumlah warga berjalan di Alun-Alun Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/7/2022). Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan saat ini mewanti-wanti masyarakat Indonesia untuk tetap waspada terhadap potensi munculnya varian baru Covid-19 akibat melonjaknya kasus harian di berbagai negara seperti Jepang dan sejumlah negara di Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan saat ini mewanti-wanti masyarakat Indonesia untuk tetap waspada terhadap potensi munculnya varian baru Covid-19 akibat melonjaknya kasus harian di berbagai negara seperti Jepang dan sejumlah negara di Eropa. Karena, besar kemungkinan akan muncul varian Covid-19 baru ketika kasus konfirmasi mengalami peningkatan yang sangat signifikan.

"Kasus konfirmasi harian setinggi ini pasti akan mengakibatkan terjadinya mutasi dan timbulnya varian baru. Pasti akan timbul varian baru karena adanya kasus konfirmasi setinggi ini. Itu membuat Indonesia harus siap-siap," kata Budi dalam Konferensi Pers, Selasa (23/8/2022).

Baca Juga

Oleh karenanya, Presiden Joko Widodo menginstruksikan Kemenks RI mencanangkan vaksinasi Covid-19 massal pada akhir tahun untuk mencegah lonjakan kasus pada awal tahun 2023. "Sesuai arahan Bapak Presiden nanti rencananya di akhir tahun kita akan melakukan vaksinasi, terutama diarahkan bagi golongan yang memang imunitasnya rendah," kata Budi.

Mantan Wakil Menteri BUMN itu menyampaikan sasaran vaksinasi akan dilakukan terhadap masyarakat yang mengalami penurunan antibodi Covid-19. Untuk mengetahui sasaran vaksinasi tersebut, Kementerian Kesehatan akan kembali melakukan sero survei pada November.

Hasil survei tersebut akan memetakan kadar antibodi Covid-19 di setiap daerah. Pemerintah pun akan menggelar vaksinasi di wilayah-wilayah yang masyarakatnya memiliki antibodi rendah.

Namun Budi optimistis Indonesia tidak mengalami perburukan kondisi. Karena berdasarkan hasil sero survei per Juli 2022 yang dilakukan pihaknya bersama Tim FKM UI menyatakan sebanyak 98,5 persen penduduk Indonesia sudah memiliki antibodi atau kekebalan tubuh terhadap virus corona.

"Memang terbukti populasi masyarakat Indonesia sudah sangat terlindungi level antibodinya," ujar Budi.

Budi menambahkan, ujian yang akan dihadapi Indonesia adalah memperthankan kasus konfirmasi tetap stabil hingga 6 bulan ke depan. Bila berhasil, Indonesia terbukti bisa menangani pandemi ini 12 bulan berturut-turuti.

"Untuk gelombang saat ini, Indonesia menjadi satu negara dari beberapa negara, dari sedikit negara di dunia yang sudah berhasil melampaui gelombang BA.4 BA.5 dengan sangat baik. sekarang ujiannya 6 bulan lagi. Sekitar Januari Februari Maret 2023. kalau kita benar-benar bisa melampaui itu sama seperti sekarang, Indonesia adalah menjadi, mungkin a selected few negara yang bisa menangani pandemi ini 12 bulan berturut-turut," ujar Budi.

Adapun cara untuk mempertahankannya adalah menjaga level imunitas masyarakat setinggi sekarang. Sementara untuk tantangannya, vaksinasi yang sudah mulai menurun dan tidak ada banyak kasus infeksi.

"Beda dengan kemarin, februari kita ada infeksi tinggi. Itu kan memberikan perlindungan imunitas juga," ujar Budi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement