REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Skema blended financing instrumen keuangan syariah menjadi salah satu solusi untuk pendanaan segmen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan blended financing mengkombinasikan instrumen keuangan sosial syariah yakni ziswaf dengan komersial syariah.
"Dengan dana yang berasal dari blended financing, seperti ziswaf ini maka pembiayaan ke sektor UMKM akan menjadi lebih murah," katanya dalam The Annual Islamic Finance Conference (The AIFC) ke-6, Rabu (24/8/2022).
Perry mengatakan, akses pendanaan merupakan salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh UMKM. Mayoritas UMKM tidak punya kolateral, kesulitan akses produk keuangan, keterbatasan dana, hingga sumber daya.
Pembiayaan yang murah menjadi salah satu kebutuhan dari segmen yang sedang bangkit setelah terpuruk karena pandemi Covid-19 ini. Maka dari itu, ia mendorong lembaga keuangan syariah untuk membuat produk yang dapat membantu UMKM pulih lebih cepat.
"Blended financing ini akan punya harga yang lebih murah daripada konvensional," katanya.
Ini akan jadi daya saing signifikan dengan perbankan konvensional karena mereka tidak bisa mengakses dana-dana sosial syariah. Produk blended financing ini sangat menjanjikan juga karena punya cost yang lebih efisien bagi lembaga keuangan syariah.