Selasa 06 Sep 2022 23:32 WIB

Tiga Kapolda Diduga Terlibat Kasus Sambo, Ketua PBNU: Harus Diungkap!

Kapolri diminta tindak tegas mereka yang terlibat tanpa melihat jabatannya.

Rep: Alkhaledi Kurnialam / Red: Ilham Tirta
Tersangka Irjen Ferdy Sambo keluar dari rumah dinasnya yang menjadi TKP pembunuhan Brigadir J.
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Tersangka Irjen Ferdy Sambo keluar dari rumah dinasnya yang menjadi TKP pembunuhan Brigadir J.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan, KH Ahmad Fahrurrozi mengingatkan agar kasus pembunuhan Brigadir J diusut dengan transparan dan berkeadilan. Terutama setelah adanya dugaan tiga Kapolda yang terlibat dalam kasus ini.

"Kita berharap penyelidikan transparan, memuaskan harapan masyarakat. Siapapun yang terlibat mesti diungkap, entah pangkatnya apa, enggak boleh pilih-pilih," katanya kepada Republika.co.id, Selasa (6/9/2022).

Baca Juga

Tim Ispektorat Khusus (Irsus) Polri sedang mendalami dugaan keterlibatan Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadhil Imran; Kapolda Sumatera Utara, Irjen RZ Panca Putra; dan Kapolda Jawa Timur (Jatim), Irjen Nico Afinta dalam kasus pembunuhan Brigadir J. Diduga, tiga Kapolda itu dihubungi oleh Irjen Ferdy Sambo untuk turut membantu 'pengamanan' kasus kematian Brigadir J di rumah dinas Sambo, Duren Tiga 46, Jakarta Selatan (Jaksel).

PBNU, kata dia, mendukung Kapolri bertindak tegas kepada siapapun. "Artinya, kita tidak tahu, mau itu Kapolda atau siapapun. Intinya kita ingin bahwa hukum ini perlu ditegakkan dan kita ini perlu dikembalikan rasa kepercayaan dengan pengungkapan yang profesional dan tuntas," kata dia.

Menurutnya, dalam Islam, hukum diterapkan kepada siapa saja tanpa memandang jabatan, bahkan jika itu kepada anak Rasulullah SAW. Nabi pernah berkata kepada umat Muslim pada saat itu, bahwa ia sendiri yang akan memotong tangan anaknya jika anaknya melakukan pencurian.

Dia menyebut, jika ada upaya untuk melindungi pelaku atau menyesatkan fakta dari kasus Irjen Ferdy Sambo, masyarakat akan mengetahuinya. Masyarakat saat ini sudah kecewa dengan adanya skenario buatan terkait kematian Brigadir J yang telah terungkap, sehingga pengusutan kasus yang tidak transparan akan membuat kepercayaan publik menjadi hilang.

"Terus terang, hari ini orang kecewa mendalam. Kasus ini menampar sekali bagaimana kepercayaan masyarakat dilukai. Makanya, harus betul-betul clear clean, transparan dan tidak ada rekayasa atau pembelokan fakta, sehingga kepercayaan kepada polisi bisa kembali. Sehingga masyarakat menjadi simpati kembali," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement