Rabu 07 Sep 2022 00:59 WIB

Guru Besar FK UI: Lima Hal Tentang Legionella yang Perlu Diketahui

Guru Besar FK UI sebut penularan utama Legionella melalui inhalasi eurosol

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bakteri Legionella. Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI, Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan, ada lima hal yang harus diketahui tentang penyakit Legionella. Pertama, Legionella adalah bakteri yang nama lengkapnya Legionella pneumophila, sehingga bukan virus.
Foto: .
Bakteri Legionella. Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI, Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan, ada lima hal yang harus diketahui tentang penyakit Legionella. Pertama, Legionella adalah bakteri yang nama lengkapnya Legionella pneumophila, sehingga bukan virus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pejabat kesehatan di Argentina mengungkapkan wabah pneumonia 'misterius' yang telah menewaskan empat orang. Menurut keterangannya, penyakit misterius tersebut kemungkinan disebabkan oleh penyakit Legionella, khususnya bakteri L. pneumophila, yang dikaitkan dengan wabah pneumonia berat.

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI, Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan, ada lima hal yang harus diketahui tentang penyakit Legionella. Pertama, Legionella adalah bakteri yang nama lengkapnya Legionella pneumophila, sehingga bukan virus.

Kedua, bakterinya diberi nama Legionella karena pertama terjadi di tahun 1976 yang menyerang para peserta pertemuan Legiun Veteran Amerika di Philadelphia. Selanjutnya, sebagai, sebagai Dirjen Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan maka pada 2011, lanjut Tjandra, dirinya juga pernah memimpin penyelidikan epidemiologi mendalam di Bali karena ada laporan warga Australia yang positif Legionella sesudah pulang dari Bali.

"Team kami bersama WHO turun ke lapangan dan mengecek kemungkinan kontak dan juga lingkungan di beberapa hotel dan tempat yang dijunjungi warga Australia tersebut, dan semuanya negatif Legionella," ungkapnya kepada Republika, Selasa (6/9/2022).

Keempat, cara penularan yang utama adalah melalui inhalasi aerosol yang terkontaminasi bakteri. Adapun aerosol terbentuk karena adanya semprotan uap air atau juga semacam air mancur buatan dll.

"Penularan juga dapat terjadi melalui aspirasi air atau es yang terkontaminasi, khususnya pada pasien rentan/risiko tinggi di rumah sakit, yang tentu perlu analisa kenapa petugas kesehatan yang relatif baik kesehatannya juga tertular," terangnya.

Terakhir, pengobatan Legionella adalah dengan antibiotik, dan patut dianalisa juga kenapa kasus-kasus di Tucuman sampai meninggal dunia. Padahal,tentunya sudah mendapat penanganan optimal, khususnya karena mereka adalah petugas kesehatan di klinik/rumah sakit setempat.

"Kita tentu tetap harus waspada dengan adanya outbreak berbagai penyakit menular ini," tegas Mantan Direktur WHO Asia Tenggara tersebut.

Di Indonesia kasus ini terjadi pada sejumlah tempat antara lain di Bali (1996), di Karawaci Tangerang (1999) dan di sejumlah kota lainnya. Dari hasil survei tahun 2001 pada air menara sistem pendingin di hotel-hotel yang ada di Jakarta dan Denpasar ditemukan bakteri tersebut pada hampir 20 persen dari petugas pengelola air menara sistem pendingin tersebut. Hal ini terlihat dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap darah para petugas pernah terpajan dengan bakteri Legionella.

Bakteri Legionella biasa hidup di air laut, air tawar, sungai, lumpur, danau, mata air panas, genangan air bersih, air menara sistem pendingin di gedung bertingkat, hotel, Spa, pemandian air panas, air tampungan sistem air panas di rumah-rumah, air mancur buatan yang tidak terawat baik, adanya endapan, lendir, ganggang, jamur, karat, kerak, debu, kotoran atau benda asing lainnya. Bakteri ini juga terdapat pada peralatan rawat di rumah sakit seperti alat bantu pernafasan.

Penularan bakteri Legionella pada manusia yaitu antara lain melalui aerosol di udara atau karena minum air yang mengandung bakteri Legionella. Penularan dapat pula melalui aspirasi air yang terkontaminasi, inokulasi langsung melalui peralatan terapi pernafasan dan pengompresan luka dengan air yang terkontaminasi. Adapun masa inkubasi penyakit tersebut adalah 1 – 10 hari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement