REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Ustadz Ahmad Kusyairi Suhail mengatakan, dakwah tidak akan sempurna tanpa peran perempuan. "Karena itu, program-program IKADI juga menyasar kaum hawa,"ujar dia kepada Republika, Jumat (9/9).
Bahkan di banyak kegiatan IKADI, yg kepengurusannya telah ada di 34 provinsi Pengurus Wilayah dan di lebih dari 400 Pengurus Daerah di kabupaten dan kota, partisipasi dan kehadiran kaum perempuan sangat besar.
IKADI memiliki program unggulan, Pelatihan Muballigh IKADI (PMI) yang telah melahirkan banyak para dai dan ulama, di antara pesertanya adalah kaum perempuan. Di PMI inilah, IKADI mengkader ulama-ulama perempuan.
Selepas mengikuti pelatihan ini, para daiyah ustazah dan ulama perempuan alumni PMI, hadir di tengah-tengah masyarakat, menjadi perekat umat dan bangsa melalui dakwah Islam Rahmatan Lil 'Alamin berhaluan Ahlussunnah wal Jama'ah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Dan di IKADI pun, kami menempatkan daiyah ustadzah, yang di antaranya untuk melayani urusan2 dakwah kaum perempuan,"ujar dia.
Bagi IKADI, perempuan adalah tiang agama, jika kaum perempuan baik, shalihah dan terkader dg baik, maka baiklah bangsa dan negara.