REPUBLIKA.CO.ID, SAMARKAND -- Presiden China Xi Jinping mengatakan pada Jumat (16/9/2022), dunia telah memasuki periode baru pergolakan. Dia menegaskan mitra seperti Presiden Rusia Vladimir Putin dan para pemimpin Asia Tengah harus mencegah kekuatan asing dari menghasut revolusi warna.
Xi mengatakan pada pertemuan puncak Shanghai Cooperation Organisation (SCO) di kota kuno Jalur Sutra Uzbekistan Samarkand, mereka harus saling mendukung untuk mencegah campur tangan asing. "Dunia telah memasuki periode baru perubahan yang bergejolak, kita harus memahami tren zaman, memperkuat solidaritas dan kerja sama, dan mempromosikan pembangunan komunitas takdir yang lebih dekat dengan Organisasi Kerjasama Shanghai," kata Xi.
"Kita harus mendukung upaya satu sama lain untuk menjaga keamanan dan kepentingan pembangunan, mencegah kekuatan eksternal dari melakukan revolusi warna, dan bersama-sama menentang campur tangan dalam urusan internal negara lain dengan dalih apa pun," ujarnya.
Pemimpin China juga mengkritik "zero-sum games dan blok politik" yang menjadi referensi terselubung ke Amerika Serikat (AS). Pernyataan ini pun sebelumnya disampaikan Putin yang berulang kali menyatakan AS sedang merencanakan revolusi warna serupa dengan yang menyapu elit mapan dari kekuasaan di tempat-tempat seperti Ukraina. Washington membantah klaim tersebut dan mengatakan mereka menunjukkan sifat paranoid Moskow.
Putin mengatakan kekuatan dunia yang baru muncul tidak akan menerima upaya Barat untuk memaksakan aturannya kepada mereka dari luar. "Transformasi mendasar telah digariskan dalam politik dan ekonomi dunia, dan itu tidak dapat diubah," katanya.
Dalam pertemuan SCO, Putin juga memuji badan keamanan yang terdiri dari Rusia, China, India, Pakistan dan empat bekas republik Uni Soviet Asia Tengah. Kelompok ini mencakup setengah dari populasi dunia dan seperempat dari produk domestik bruto global.
Bagi Iran yang baru bergabung dengan aliansi itu, SCO berpotensi sebagai pihak anti-AS. Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan, badan tersebut perlu menemukan cara untuk menggagalkan sanksi AS yang kejam.
Di samping tentang singgungan terhadap AS, para pemimpin yang hadir berbicara tentang beragam topik. Perdana Menteri India Narendra Modi meminta para pemimpin untuk mengatasi krisis rantai pasokan. Sementara Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif berbicara panjang lebar tentang banjir yang menghancurkan dan perubahan iklim.
Selain itu, Presiden Kirgistan Sadyr Japarov dan Presiden Tajikistan Emomali Rakhmon setuju untuk mendengarkan desakan Putin dan Xi. Perselisihan perbatasan yang mematikan dengan cepat meningkat menuju perang akhirnya berakhir dengan kesepakatan gencatan senjata.
Negara-negara bekas republik Uni Soviet sebelumnya menuduh satu sama lain memulai kembali pertempuran di daerah yang disengketakan. Serangan itu telah menewaskan sedikitnya tiga orang dan puluhan lainnya luka-luka.
Pertemuan SCO tidak hanya membahas masalah politik dan topik serius lainnya. Putin dalam kesempatannya menyarankan kelompok itu harus mempertimbangkan untuk menggelar kompetisi olahraga utamanya sendiri. "Kami menyarankan kemungkinan untuk mengadakan kompetisi olahraga yang kompleks dalam kerangka SCO: acara musim panas pada 2024, musim dingin pada 2026," ujar Presiden Belarus Alexander Lukashenko menyarankan tanggal yang akan bertepatan dengan Olimpiade Musim Panas Paris 2024 dan Olimpiade Musim Dingin Milano-Cortina 2026.