Selasa 20 Sep 2022 23:05 WIB

Penggunaan Masker Masih Penting Meski Pandemi Terkendali

Suatu pandemi dapat berakhir jika memenuhi tiga kondisi ini.

Penggunaan masker tetap penting meskipun pandemi Covid-19 terkendali. (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Penggunaan masker tetap penting meskipun pandemi Covid-19 terkendali. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyampaikan penggunaan masker masih penting meski situasi pandemi Covid-19 di dalam negeri relatif terkendali.

"Bicara masker itu bicara suatu alat untuk memproteksi diri dari patogen yang bisa melalui udara, bukan hanya Covid-19, ada TBC, flu bahkan monkeypox (cacar monyet) memerlukan masker," ujar dia dihubungi di Jakarta, Selasa (20/9/2022).

Baca Juga

Dia menekankan, memakai atau tidak memakai masker bukan penentu atau tanda pandemi akan berakhir. "Jadi jangan sampai ada anggapan di publik bahwa masker penentu akhir pandemi," katanya.

Dicky yang juga praktisi dan peneliti Global Health Security itu, mengatakan suatu pandemi dapat berakhir atas tiga kondisi, pertama adalah imunitas yang terbentuk bersifatmenetap dan jangka panjang. Kedua, terdapat vaksin atau obat yang efektif dalam mencegah penyebaran, keparahan atau kematian akibat Covid-19, dan ketiga, karakter virus yang cenderung menurun sehingga risiko infeksi ke manusia rendah.

"Namun saat ini tidak terjadi pada Covid-19, tapi dampaknya menurun," katanya.

Secara terpisah, Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) dr Erlina Burhan mengemukakan Indonesia sedang berada di jalur yang tepat menuju fase endemi. "Menurut statistik, suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia, bahwa Indonesia salah satu negara yang baik pengendaliannya, karena terbukti angka kasus berada di kelompok yang terkontrol dibandingkan negara lain. Indonesia ada di jalur yang tepat," katanya.

Erlina yang juga dokter dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI mengatakan WHO baru-baru ini menyatakan bahwa endemi telah di depan mata. Salah satu indikatornya adalah angka kasus yang terus menurun di berbagai negara.

"Kurva penurunan harus flat, jangan bergelombang lagi. Itu dari segi kasusnya," katanya.

Selain itu, kata dia, angka kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia juga perlu ditekan hingga angka terendah. "Yang terpenting adalah, ada kondisi masyarakat mempunyai kekebalan cukup kalau ada virus yang masuk. Itu bisa didapatkan dari vaksinasi," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement