REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei terbaru dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) menemukan bahwa generasi muda terbelah dalam melihat keberhasilan proyek pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Setengah responden mengaku tidak yakin megaproyek Ibu Kota Nusantara (IKN) itu akan sukses.
Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes mengatakan, dari 1.192 responden, sebanyak 82 persen di antaranya mengaku mengetahui program IKN. Mereka yang tahu ini lah yang terbelah memandang keberhasilan IKN.
"Terkait keberhasilan program IKN responden terbelah. Sebanyak 51,4 persen mengatakan yakin program itu akan berhasil, dan sebanyak 46,2 persen mengatakan tidak yakin," kata Arya saat memaparkan hasil surveinya secara daring, Senin (26/9/2022).
Koordinator Tim Informasi dan Komunikasi pada Tim Transisi IKN, Sidik Pramono merespons hasil survei tersebut dengan nada positif. Baginya, hasil survei tersebut menunjukkan bahwa generasi muda yakin program IKN akan berhasil.
"Survei terbaru dari CSIS ... menemukan bahwa generasi muda percaya pemerintah akan berhasil membangun IKN," ujar Sidik dalam keterangan tertulisnya.
"Hasil survei ini membuat Otorita IKN semakin yakin dan optimis untuk semakin semangat mewujudkan ibu kota berkelas dunia untuk semua," imbuhnya.
Sidik menyebut, hasil survei ini bisa menjadi baseline atau titik referensi awal bagi Otorita IKN memahami tingkat pemahaman dan penerimaan generasi muda terhadap pembangunan IKN. Selanjutnya, Otorita IKN akan meningkatkan pengenalan IKN ke seluruh daerah di Indonesia, perguruan tinggi, dan masyarakat yang lebih luas.
"IKN bukan hanya milik pemerintahan tapi juga seluruh masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu menjadi penting bagi generasi muda untuk turut mendukung dan berpartisipasi di dalam pembangunan dan pengembangannya ke depan," ujarnya.
Survei CSIS ini khusus memotret persepsi anak muda. Populasi survei ini adalah penduduk Indonesia berusia 17-39 tahun. Survei yang digelar pada awal Agustus 2022 ini menggunakan metode multistage random sampling.
Jumlah sampel survei ini adalah 1.200 responden yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi. Setelah dilakukan proses kendali mutu, data yang valid untuk dianalisis sebesar 1.192 sample. Margin of error survei ini sebesar 2,84 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.