REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menuduh Rusia melakukan kejahatan perang sebab Moskow sengaja mengincar fasilitas energi untuk menciptakan "kondisi yang tak tertahankan bagi warga sipil."
"Target utama serangan Rusia ada fasilitas energi, mereka banyak menembaknya kemarin dan mereka menembak fasilitas yang sama dan yang baru hari ini, ini kejahatan perang yang direncanakan dengan seksama dan bertujuan menciptakan kondisi tak tertahankan bagi warga sipil, strategis Rusia beberapa bulan terakhir," katanya di Twitter, Selasa (11/10/2022).
Pada Senin (10/10/2022) Rusia menghujani kota-kota Ukraina dengan rudal jelajah. Amerika Serikat menyebutnya sebagai "serangan mengerikan" yang menewaskan banyak warga sipil, memadamkan aliran listrik dan pemanas.
Rudal-rudal Rusia menghancurkan perempatan, taman-taman dan lokasi wisata di Kiev. Ledakan juga dilaporkan di Ukraina barat di Lviv, Ternopil dan Zhytomyr begitu pula di Ukraina tengah di Dnipro dan Kremenchuk, Zaporizhzhia di selatan dan Kharkiv di timur.
Ukraina mengatakan setidaknya 11 orang tewas dan beberapa lainnya terluka. Serangan ini menghentikan sementara ekspor listrik ke Eropa sambil mengakhiri pemadaman di seluruh negeri.
Ribuan warga berlari menuju tempat perlindungan bom saat sirine peringatan serangan udara berbunyi. Puluhan rudal jelajah ditembakan dari udara, darat dan udara dalam gelombang serangan udara terbesar yang jauh dari garis pertempuran sejak awal invasi 24 Februari lalu.
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan serangan "masif" jarak jauh setelah jembatan yang menghubungkan Rusia dengan Crimea yang Moskow aneksasi 2014 meledak akhir pekan lalu. Putin mengancam akan lebih banyak serangan lagi di masa depan bila Ukraina menyerang wilayah Rusia.