Selasa 18 Oct 2022 11:38 WIB

Washington Kecewa dengan Pernyataan Abbas Soal Ketidakpercayaan Palestina pada AS

Abbas menyampaikan ketidakpercayaan Palestina pada AS dalam pertemuan dengan Putin.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Presiden Rusia Vladimir Putin, kanan, dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas berbicara, selama pertemuan mereka di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Interaksi dan Langkah-langkah Membangun Kepercayaan di Asia (CICA), di Astana, Kazakhstan, Kamis, 13 Oktober 2022.
Foto: Vyacheslav Prokofyev, Sputnik, Kremlin Pool P
Presiden Rusia Vladimir Putin, kanan, dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas berbicara, selama pertemuan mereka di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Interaksi dan Langkah-langkah Membangun Kepercayaan di Asia (CICA), di Astana, Kazakhstan, Kamis, 13 Oktober 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Washington sangat kecewa dengan pernyataan yang dibuat oleh Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas soal ketidakpercayaan Palestina kepada Amerika Serikat (AS) dalam menyelesaikan konflik dengan Israel. Abbas menyampaikan pernyataan tersebut ketika bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kazakhstan.

"Kami sangat kecewa mendengar pernyataan Presiden Abbas kepada Presiden Putin. Rusia tidak mendukung keadilan dan hukum internasional, sebagaimana dibuktikan oleh pemungutan suara terbaru di Majelis Umum PBB," ujar juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, dilansir Middle East Monitor, Selasa (18/10/2022).

Baca Juga

Pejabat AS berpendapat, pemerintahan Presiden Joe Biden telaah menyalurkan kembali dana bantuan senilai ratusan juta dolar kepada rakyat Palestina. Sebelumnya penyaluran dana bantuan ini telah dipotong oleh pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.

Abbas pada Kamis (13/10/2022) menyatakan ketidakpercayaannya atas peran Washington dalam menyelesaikan konflik dengan Israel. Amerika Serikat secara tradisional merupakan perantara utama untuk menengahi konflik Israel dan Palestina. Pernyataan Abbas muncul pada saat AS dan Rusia berselisih mengenai invasi Moskow ke Ukraina.

“Kami tidak mempercayai AS. Kami tidak menerima AS, dalam kondisi apa pun, (sebagai) satu pihak dalam menyelesaikan masalah Timur Tengah,” kata Abbas yang berbicara dalam bahasa Arab.

Abbad mengatakan, Palestina hanya akan mempertimbangkan mediasi AS jika itu adalah bagian dari kelompok mediasi internasional yaitu Kuartet Timur Tengah. Kelompok Kuartet ini terdiri dari Rusia, Amerika Serikat, PBB dan Uni Eropa.

Di sisi lain, Abbas justru memuji posisi Rusia terhadap rakyat Palestina. Menurutnya, Rusia berdiri dengan keadilan dan hukum internasional. 

"Rusia berdiri dengan keadilan dan hukum internasional dan itu sudah cukup bagi kami. Ketika Anda mengatakan Anda mendukung legitimasi internasional, ini sudah cukup bagi saya dan itulah yang saya inginkan. Oleh karena itu, kami senang dengan posisi Rusia," ujar Abbas.

Abbas menjadi salah satu dari sedikit pemimpin dunia yang duduk bersama Putin sejak Rusia melancarkan invasi terhadap Ukraina pada Februari. Pernyataan Abbas mencerminkan rasa frustrasinya terhadap AS, yang telah mundur dari mediasi intensif antara Israel dan Palestina. Sebaliknya, AS telah mengalihkan fokusnya ke isu-isu global mendesak lainnya seperti perang di Ukraina, hubungan dengan China dan ekonomi.

 

 

sumber : AP/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement