Senin 24 Oct 2022 20:20 WIB

Tiga Tahun Erick di BUMN Dinilai Berhasil

Perlahan-lahan agenda transformasi mulai menampakan hasilnya.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ilham Tirta
Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: ANTARA/Budi Candra Setya
Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah perbaikan tentu memerlukan perubahan yang fundamental. Berbekal niat baik dan konsisten dalam menjalankan kebijakan, wajah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tampak mengalami perbedaan tiga tahun belakangan. Perlahan namun pasti, agenda transformasi mulai menampakan realisasi.

Associate Director BUMN Research Group LM (Lembaga Management) Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), Toto Pranoto memiliki sejumlah catatan positif yang berhasil ditorehkan Erick Thohir dalam tiga tahun kepemimpinannya. Toto menilai Erick berhasil mempercepat proses restrukturisasi BUMN melalui pembentukan holding company BUMN, merger, klasterisasi, hingga likuidasi BUMN.

Baca Juga

Tak hanya itu, lanjut Toto, mantan Presiden Inter Milan tersebut juga mampu memperbaiki sistem pelaporan keuangan dengan menerbitkan laporan keuangan konsolidasi seluruh BUMN untuk pertamakali  belum lama ini.

"Erick juga melakukan upaya peningkatan kualitas talenta BUMN melalui upaya crossing talent sehingga talenta terbaik tidak menumpuk pada BUMN kategori bluechips saja, tapi bisa didistribusikan lebih merata kepada BUMN lainnya," ujar Toto saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Senin (24/10/2022).

Toto menyebut, sejumlah poin penting yang perlu ditingkatkan ke depan, seperti penajaman dalam meningkatkan daya saing BUMN di kancah internasional, terutama setelah aksi korporasi dalam pembentukan holding company BUMN. Di samping perampingan jumlah BUMN, kata Toto, perlu adanya peningkatan value creation holding company agar hasilnya dapat lebih optimal ketimbang saat masih berdiri sendiri.

"Belum semua holding company yang telah terbentuk mampu menciptakan profitabilitas yang cukup memuaskan," kata Toto.

Toto juga mengapresiasi langkah Erick melikuidasi BUMN yang sudah setop beroperasi maupun BUMN merugi. Menurut Toto, BUMN-BUMN tersebut sudah tidak memiliki daya saing. "Ini termasuk langkah berani yang tidak bisa dilaksanakan pada era sebelumnya," kata Toto.

Menurut Toto, ketegasan Erick ini berdampak positif terkait kepastian hukum BUMN yang sudah lama berhenti operasi. Hal ini juga mengurangi span of control Kementerian BUMN sehingga proses monitoring dan evaluasi terhadap BUMN lainnya bisa lebih fokus.

"Visi Erick Thohir menjadikan perusahaan negara sebagai korporasi seutuhnya perlu didukung implementasi good corporate governance yang semakin baik. Upaya membawa kasus korupsi BUMN ke meja hijau adalah langkah positif untuk memberikan efek jera, namun juga harus dilakukan tanpa tebang pilih," kata Toto.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira menyebut Erick telah membawa banyak perubahan di BUMN. Bhima mengatakan, ketegasan Erick dalam memastikan penanganan kasus fraud dan miss management BUMN yang merugikan negara secara tuntas, mulai dari kasus Garuda Indonesia hingga asuransi BUMN.

"Kemudian, capaian juga bisa diukur dari peran BUMN dalam pengadaan dan distribusi vaksin, bisa dibilang berkorelasi dengan tingginya jumlah vaksinasi di Indonesia," kata Bhima.

Bhima mengatakan, pekerjaan rumah Erick ke depan ialah meningkatkan sumbangan dividen BUMN kepada negara. Selain itu, Bhima juga mendorong peningkatan keterlibatan BUMN sebagai bagian tak terpisahkan dari rantai pasok dalam proses transformasi BUMN.

"Bayangkan kalau UMKM bisa lebih banyak masuk ke pengadaan BUMN dan anak-cucu BUMN, maka dampak berganda BUMN ke ekonomi semakin besar," kata Bhima.

Pengamat dari Pusat Studi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Syamsul Anam mengatakan, Erick berhasil membawa BUMN melalui sejumlah 'badai' seperti pandemi, perang dagang AS-Cina, hingga ketidakpastian perekonomian dunia akibat perang Rusia-Ukraina. Syamsul menilai pencapaian ini dapat terlihat dari sejumlah perbaikan kinerja yang dihasilkan BUMN dalam beberapa tahun terakhir.

"Kementerian BUMN, setidaknya pada 2020 hingga 2021, berhasil meningkatkan laba yang sebelumnya negatif Rp 5 triliun menjadi positif sebesar Rp 61 triliun pada 2021, raihan laba ini terutama ditopang oleh kinerja pendapatan yang tumbuh 14 persen," ujar Syamsul.

Meski demikian, Syamsul juga mendorong Kementerian BUMN dapat terus meningkatkan peranan BUMN untuk mendorong transformasi struktur perekonomian nasional agar dapat tumbuh lebih berkualitas. Salah satu contohnya dengan memastikan peranan BUMN klaster pupuk, pangan, perkebunan, manufaktur serta pariwisata dapat melanjutkan tren positif pertumbuhan laba.

"Pada saat yang sama kita juga perlu mengapresiasi ikhtiar kementerian BUMN yamg terus mendorong perbaikan market capital dengan mendorong BUMN klaster nonkeuangan agar market cap-nya terus meningkat seperti BUMN klaster infrastrutur dan energi," kata Syamsul.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement