REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Kesehatan telah mengidentifikasi adanya empat kasus sub varian Omicron XBB di Indonesia. Namun, menurut Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, pemerintah masih belum bisa menyimpulkan bahwa sub varian Omicron XBB ini menjadi penyebab dari kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia saat ini.
“Per tanggal 26 Oktober Kemenkes menyampaikan sudah teridentifikasi 4 kasus sub varian Omicron XBB. Pada saat ini belum bisa disimpulkan XBB menjadi penyebab kenaikan kasus,” kata Wiku saat konferensi pers melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (27/10/2022) sore.
Meskipun begitu, Wiku mengingatkan, ancaman varian baru Covid-19 masih tetap ada di tengah kasus yang relatif rendah saat ini. Karena itu, Wiku meminta masyarakat agar bertanggung jawab dalam pencegahan Covid-19 pada diri masing-masing.
“Kesadaran untuk menjaga kesehatan, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS, dan tetap memakai masker, serta rajin mencuci tangan merupakan kunci untuk menekan kasus agar tetap rendah,” ujarnya.
Ia melanjutkan, hingga kini masih belum ada bukti sub varian XBB secara klinis menimbulkan gejala yang lebih serius dibandingkan sub varian lainnya. Wiku mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan taat protokol kesehatan.
Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro menyampaikan, kasus Covid-19 di Indonesia kembali mengalami kenaikan. Angka keterisian rumah sakit Covid-19 atau BOR nasional tercatat mengalami kenaikan pada sepekan terakhir ini, yakni sebesar 19,88 persen.
“Terkait kondisi keterisian rumah sakit Covid-19 atau BOR nasional, terjadi kenaikan seminggu terakhir seiring kenaikan penambahan kasus yakni sekitar 19,88 persen,” kata Reisa saat konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (27/10) siang.
Tren kenaikan juga terlihat pada kasus konfirmasi dan kasus aktif nasional. Hingga 26 Oktober 2022, jumlah kasus aktif atau orang yang sedang terinfeksi Covid-19 mencapai sebanyak 21.481 orang. Sehingga positivity rate mingguan meningkat menjadi 8,88 persen.
Sedangkan kasus konfirmasi harian nasional per 26 Oktober 2022, juga tercatat mengalami kenaikan sebanyak 3.048. Angka ini meningkat dari hari-hari sebelumnya, di mana pada 24 Oktober terjadi penambahan sebanyak 1.703 kasus dan pada 25 Oktober naik menjadi 3.008 kasus.
“Meski terjadi kenaikan kasus konfirmasi, tetapi alhamdulilah puji syukur angka kematian cenderung menurun. Tren case fatality rate dalam seminggu terakhir turun 0,14 persen dibandingkan minggu sebelumnya,” ujar dia.
Reisa mengatakan, terdapat tiga provinsi yang mengalami penambahan kasus konfirmasi tertinggi harian, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan juga Jawa Timur.