REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Korea Selatan (Korsel) Gandi Sulistiyanto mengatakan, dua Warga Negara Indonesia (WNI) korban luka tragedi berdesakan Itaewon dalam masa pemulihan. Keduanya mengalami luka ringan dan dalam keadaan baik.
"Sementara itu hingga Senin (31/10/2022) pukul 23.00 waktu Korea jumlah korban meninggal dunia tragedi Itaewon menjadi 155 orang, diantaranya adalah 26 warga negara asing dari 14 negara, dan 30 luka berat serta 122 orang luka ringan," ujar Gandi dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (1/11/2022).
Gandi mencatat, 26 WNA termasuk lima dari Iran, masing-masing empat dari China dan Rusia, dua dari Amerika Serikat, dua dari Jepang, dan masing-masing dari Prancis, Australia, Norwegia, Austria, Vietnam, Thailand, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Sri Lanka.
Kementerian Pendidikan Korsel mengatakan, di antara mereka yang tewas adalah satu siswa sekolah menengah dan lima siswa sekolah menengah yang semuanya dari Seoul. Lima siswa sekolah menengah lainnya terluka, dan dua di antaranya dirawat di rumah sakit.
Menurut keterangan pemerintah Korsel, para korban meninggal yang tengah menunggu identifikasi keluarga ditempatkan di Yongsan-gu Wonhyoro Dalmokjok serta 18 rumah sakit di kota Seoul. Pemerintah Korsel juga telah membuka layanan konsultasi psikologis bagi para korban, keluarga korban serta masyarakat umum yang terdampak tragedi malam perayaan Halloween di Itaewon Sabtu lalu.
Pemerintah Korsel memberikan 20 juta won sebagai kompensasi kepada setiap korban meninggal. Sejumlah 15 juta won bantuan keuangan juga dicairkan untuk menutupi biaya pemakaman.
"Korban luka dan selamat akan diberikan kompensasi 5-10 juta won sesuai keseriusan luka yang mereka derita." kata pejabat tinggi kementerian dalam negeri, Kim Sung-ho seperti dilansir laman Yonhap, Selasa.
Pada Sabtu (29/10/2022) malam, hampir 100 ribu orang mengunjungi distrik Itaewon yang terkenal dengan kehidupan malamnya. Ini adalah perayaan Halloween pertama yang tanpa aturan jarak sosial maupun masker sejak tidak digelar selama pandemi.
Lokasi tragedi berdesakan adalah gang belakang menurun di mana sekitar enam orang dewasa hampir tidak bisa lewat pada satu waktu. Polisi mengatakan tim investigasi khusus yang beranggotakan 475 orang telah mewawancarai 44 saksi mata dan mengamankan 54 buah rekaman kamera pengintai dari lokasi kecelakaan untuk menentukan penyebabnya.
Hingga Selasa (1/11/2022), belum ada tindakan pidana yang terdeteksi. Kendati begitu, para kritikus telah mengajukan pertanyaan apakah bencana itu bisa dicegah atau tidak.
Kritikus juga mengatakan, pemerintah kota Seoul, kantor daerah Yongsan dan polisi seharusnya mengambil tindakan pencegahan dalam mengantisipasi kerumunan orang yang sangat membludak.