Jumat 25 Nov 2022 14:14 WIB

Ingin Bisa Komunikasi dengan Kucing? Sains Temukan Caranya

Ada satu cara yang bisa dilakukan untuk bisa 'berbicara' dengan kucing.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Ada satu cara yang bisa dilakukan untuk bisa 'berbicara' dengan kucing.
Foto: Pixabay
Ada satu cara yang bisa dilakukan untuk bisa 'berbicara' dengan kucing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manusia memang berkomunikasi dengan bahasa yang berbeda dari kucing. Namun, menurut sebuah studi terbaru, ada satu cara yang bisa dilakukan oleh manusia agar dapat "berbicara" dengan kucing.

Menurut studi yang dipublikasikan pada 2020 dalam Scientific Reports, berkomunikasi dengan kucing merupakan suatu hal sulit. Yang perlu dilakukan oleh manusia hanya tersenyum kepada kucing.

Baca Juga

Akan tetapi, senyum yang dimaksud bukanlah senyuman versi manusia, melainkan kucing. Untuk melakukan senyum dalam "bahasa" kucing, yang perlu dilakukan oleh manusia adalah menyempitkan mata lalu berkedip secara perlahan.

Menurut studi ini, menyempitkan mata dan berkedip secara perlahan dapat membuat kucing mau mendekati dan menerima kehadiran manusia. Cara ini tak hanya berlaku pada kucing yang sudah dekat, tetapi juga pada kucing yang belum dekat dengan manusia.

"Merupakan hal yang luar biasa untuk bisa menunjukkan bahwa kucing dan manusia bisa berkomunikasi dengan cara ini," jelas psikolog dari University of Sussex, Karen McComb, seperti dilansir Science Alert, Jumat (25/11/2022).

Menurut McComb, trik ini sebenarnya sudah diketahui oleh banyak penyuka kucing. Akan tetapi, studi ini berhasil mengonfirmasi secara ilmiah bahwa trik tersebut benar-benar memungkinkan manusia untuk berkomunikasi dengan kucing.

Dalam studi ini, sekelompok tim peneliti yang terdiri dari para psikolog merancang dua macam percobaan. Kedua percobaan ini dibuat untuk menganalisis perilaku kucing dalam merespons kedipan mata manusia yang lambat. Untuk melakukan percobaan ini, para peneliti melibatkan para pemilik kucing dan 21 kucing dari 14 rumah berbeda.

Pada percobaan pertama, para partisipan diminta untuk berkedip secara lambat pada 21 kucing yang berasal dari 14 rumah berbeda. Setelah kucing merasa nyaman, para partisipan atau pemilik kucing diminta untuk duduk dengan jarak satu meter dari kucing lalu berkedip secara lambat ketika kucing menatap mereka.

Selama percobaan ini berlangsung, ada kamera yang merekam wajah pemilik kucing dan wajah kucing mereka. Hasil dari percobaan ini dibandingkan dengan reaksi kucing yang tak pernah berinteraksi dengan manusia terhadap kedipan mata manusia.

Kucing yang dipelihara oleh manusia memiliki kecenderungan lebih besar untuk membalas kedipan mata pemilik mereka dengan kedipan serupa.

Pada percobaan kedua, tim peneliti melibatkan 24 kucing dari delapan rumah berbeda. Dalam percobaan kali ini, manusia yang melakukan kedipan lambat kepada para kucing bukanlah pemilik mereka, melainkan orang asing. Orang asing ini juga diminta untuk menjulurkan tangan mereka kepada para kucing.

Hasil percobaan ini menunjukkan hal serupa seperti percobaan pertama. Para kucing tampak membalas kedipan mata lambat dari orang asing. Selain itu, orang asing yang mengedipkan mata secara lambat memiliki peluang lebih besar untuk didekati oleh kucing ketika mereka menjulurkan tangan.

"Ini sesuatu yang bisa Anda coba sendiri dengan kucing Anda di rumah, atau dengan kucing yang Anda temui di jalan. Ini merupakan cara yang baik untuk meningkatkan ikatan Anda dengan kucing," ujar McComb.

Hingga saat ini belum diketahui mengapa kedipan lambat bisa mendekatkan kucing dengan manusia. Akan tetapi, tim peneliti meyakini bahwa tindakan berkedip lambat memberikan sinyal kepada kucing bahwa manusia tak memiliki maksud yang jahat.

Penelitian lain dalam beberapa tahun ke belakang juga menemukan bahwa kucing sebenarnya bisa dekat dengan manusia seperti halnya anjing. Temuan ini berbeda dengan penilaian banyak orang yang menganggap bahwa kucing lebih "angkuh" dibandingkan anjing.

Studi tersebut mengungkapkan bahwa kucing cenderung memberikan respons yang baik kepada manusia yang mau menerima mereka. Oleh karena itu, bila seseorang memiliki kucing yang terkesan angkuh kepada mereka, kemungkinan yang menjadi sumber masalahnya bukan si kucing, melainkan si manusia atau pemiliknya.

Studi juga menemukan bahwa kucing cenderung meniru perilaku manusia yang tinggal satu atap dengannya. Hal ini yang membuat kucing tampak bisa mengenali kapan pemilik mereka sedang merasa sedih.

Studi berbeda mengungkapkan bahwa kucing bisa mengenali nama mereka, meski sebagian kucing memilih untuk mengabaikannya. Yang tak kalah menarik, hubungan antara kucing dan manusia bisa terbangun dengan sangat dalam.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement