Jumat 02 Dec 2022 15:15 WIB

Komisi I Dalami Isu Kemaritiman, Papua dan Profesionalitas TNI

Yudo Margono dinilai mampu lanjutkan tongkat estafet kerja Andika Perkasa.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Indira Rezkisari
Calo Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Calo Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi I DPR RI melaksanakan uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono. Setelah penyampaian visi, misi dan fokus kerja, rapat dilaksanakan secara tertutup untuk pendalaman dari Komisi I.

Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid mengatakan, pendalaman mencakup isu-isu kemaritiman karena Yudo berasal dari angkatan laut. Kemudian, isu-isu Papua, isu kesejahteraan prajurit, isu profesionalitas prajurit dan isu-isu umum lain.

Baca Juga

"Karena, beliau tidak lagi hanya mewakili satu matra, tapi beliau sebagai Panglima TNI. Jadi, seluruh isu-isu yang kontekstual, termasuk alutsista dan lain-lain dibahas," kata Meutya, Jumat (2/12/2022).

Walaupun pensiun tahun depan, ia menekankan, kepada setiap Panglima TNI akan selalu ditekankan soal independensi, termasuk kepada panglima-panglima yang sebelumnya. Salah satu yang dibahas persiapan terhadap pengamanan pemilu.

Yang penting, kata Meutya, sistem sudah berjalan, seperti Andika Perkasa yang cuma menjabat satu tahun kemudian diteruskan nantinya oleh Yudo Margono. Ia meyakini, antara panglima terdahulu dan panglima penerus akan ada komunikasi.

"Sehingga, keberlanjutan program akan terus jalan, kita harapkan demikian," ujar Yudo.

Meutya yakin, Andika Perkasa akan memberi estafet yang baik kepada Yudo Margono, lengkap dengan persoalan-persoalan dan apa yang perlu dihadapi. Ia berharap, diteruskan kinerja-kinerja baik Andika Perkasa menjaga profesionalitas prajurit.

"Siapa yang salah ditindak, yang benar diapresiasi, kesejahteraan prajurit diperbaiki dan lain lain," kata Yudo.

Saat ini, masing-masing perwakilan fraksi secara bergantian akan menyampaikan pendalaman. Untuk verifikasi berkas yang dikirimkan sudah dikroscek data-data sebelum fit and proper. Soal rapat paripurna, Meutya menyerahkan ke Bamus DPR.

Soal masa jabatan Panglima TNI yang lagi-lagi sebentar, ia menilai tidak ada masalah. Apalagi, sudah ada pengalaman bersama Andika Perkasa karena yang paling penting sistem berjalan dan dari panglima ke penerusnya ada estafet yang baik.

"Agar ada kesinambungan program, kesinambungan kerja, tidak ada masalah saya rasa," ujar Meutya.

Meutya menambahkan, biasanya memang ada sorotan terhadap Papua. Tidak cuma saat ini tapi dalam rapat-rapat dengan TNI salah satu isu yang selalu diangkat Papua. Karenanya, ia menekankan, tidak mengejutkan ada pendalaman soal isu-isu Papua. "Kita tanyakan visi misi beliau terhadap Papua seperti apa," kata Meutya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement