Jumat 09 Dec 2022 08:25 WIB

Polisi Ditahan Terkait Tewasnya Pria yang Rayakan Kekalahan Tim Iran

Samak ditembak karena membunyikan klakson saat merayakan kekalahan Iran.

Warga mengibarkan bendera Iran saat menonton siaran langsung pertandingan sepak bola Piala Dunia antara Iran dan Amerika Serikat yang dimainkan di Qatar, Selasa, 29 November 2022. Iran telah menahan seorang kepala polisi setempat terkait kasus penembakan hingga menewaskan seorang pria yang sedang merayakan kekalahan timnas Iran di Piala Dunia 2022 baru-baru ini, kata media lokal mengutip seorang pengacara keluarga.
Foto: AP/Fatimah Shbair
Warga mengibarkan bendera Iran saat menonton siaran langsung pertandingan sepak bola Piala Dunia antara Iran dan Amerika Serikat yang dimainkan di Qatar, Selasa, 29 November 2022. Iran telah menahan seorang kepala polisi setempat terkait kasus penembakan hingga menewaskan seorang pria yang sedang merayakan kekalahan timnas Iran di Piala Dunia 2022 baru-baru ini, kata media lokal mengutip seorang pengacara keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Iran telah menahan seorang kepala polisi setempat terkait kasus penembakan hingga menewaskan seorang pria yang sedang merayakan kekalahan timnas Iran di Piala Dunia 2022 baru-baru ini, kata media lokal mengutip seorang pengacara keluarga. Mehran Samak, 27, meninggal di utara kota Bandar Anzali pada 30 November lalu, setelah terkena peluru senapan, kata media hukum Mizan Online, seperti dilansir AFP, Kamis (8/12/2022).

Seorang pejabat polisi mengatakan kepada kantor berita negara IRNA, Samak terbunuh "dalam suatu kerumunan", setelah kekalahan tim Iran dari musuh bebuyutan Amerika Serikat. Kekalahan di Qatar itu menyingkirkan Iran dari turnamen tersebut dan mendapat tanggapan beragam dari pendukung pro dan anti-pemerintah.

Baca Juga

"Almarhum Mehran Samak terkena senapan dan meninggal karena luka-lukanya," kata Kolonel Mahmoud Rajabi, penasihat hukum kepolisian provinsi Gilan.

Dia mengatakan kepada IRNA sejumlah tersangka telah ditangkap dalam penyelidikan. Akan tetapi, laporan itu tidak mengidentifikasi mereka.

"Sejumlah orang, termasuk Kolonel Jafar Javanmardi, mantan komandan kepolisian Bandar Anzali, sedang diselidiki," kata Rajabi.

Seorang pengacara yang mewakili keluarga Samak menulis di media sosial bahwa kepala polisi kota adalah salah satu dari mereka yang ditangkap, menurut kantor berita Tasnim.

"Seminggu setelah kematian Mehran Samak dan berdasarkan bukti-bukti, Jafar Javanmardi, Komandan Polisi (Bandar) Anzali ditempatkan dalam penahanan pra-sidang," kata pengacara, Majid Ahmadi, dikutip Tasnim Rabu.

Ahmadi menuduh Javanmardi telah didakwa melanggar aturan penggunaan senjata api, "yang mengakibatkan kematian Mehran Samak". Kepolisian setempat mengatakan kepada Tasnim bahwa mereka mungkin mengajukan gugatan terhadap Ahmadi atas jabatannya.

Kelompok-kelompok hak asasi asing mengatakan Samak telah ditembak mati oleh pasukan keamanan Iran setelah membunyikan klakson mobilnya selama perayaan setelah kekalahan Iran di Piala Dunia. IRNA mengutip Rajabi, penasihat hukum polisi, yang mencatat "pentingnya masalah ini," dan mengatakan hasilnya akan diumumkan oleh pengadilan.

Iran telah dicengkeram oleh protes sejak kematian Mahsa Amini 16 September dalam tahanan menyusul penangkapannya karena diduga melanggar aturan berpakaian ketat Republik Islam Iran untuk perempuan. Seorang jenderal Iran mengatakan pekan lalu bahwa lebih dari 300 orang tewas, termasuk puluhan personel keamanan.

Korban terbaru dari organisasi nonpemerintah Hak Asasi Manusia Iran yang berbasis di Norwegia menunjukkan setidaknya 458 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan dalam protes nasional yang sedang berlangsung.

Baca juga : Kisah Mualaf: Saya Ingin Tahu Mengapa Muslim Bahagia

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement