Jumat 30 Dec 2022 23:09 WIB

Kamp Migran Internal di Irak akan Ditutup dalam 6 Bulan

Ribuan orang berlindung dari serangan ISIS.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
File foto: Bangunan yang runtuh akibat bom di Karrada, Baghdad, Irak, Senin ). ISIS mengklaim ada di balik serangan ini.
Foto: Reuters
File foto: Bangunan yang runtuh akibat bom di Karrada, Baghdad, Irak, Senin ). ISIS mengklaim ada di balik serangan ini.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Semua kamp yang sebelumnya dialokasikan untuk ribuan migran internal yang berlindung di kota-kota Irak karena serangan oleh ISIS akan ditutup dalam waktu enam bulan. Migran akan dikirim kembali pulang.

Menteri Imigrasi dan Pemindahan Irak Ivan Faik Jabro menjelaskan pada Kamis (29/12/2022), tindakan itu sebagai bagian dari perencanaan pemerintah pada 2023. Jabro mencatat, kementerian lain juga akan mendukung proyek tersebut.

Baca Juga

Dia mengatakan migran yang akan kembali ke rumahnya memerlukan kehidupan  yang positif. Dia menekankan infrastruktur tempat-tempat milik imigran yang tidak dapat digunakan selama serangan ISIS harus ditata ulang.

"Infrastruktur, air, listrik, dan layanan kota harus disediakan di daerah para imigran sesegera mungkin. Dalam enam bulan ke depan, kementerian terkait pasti harus memenuhi tugasnya," kata Jabro dikutip dari Anadolu Agency.

"Keamanan juga harus dipastikan dengan cara terbaik di daerah tempat para imigran kembali," ujarnya.

Jabro mengatakan, 300 keluarga yang terpaksa meninggalkan negara itu selama serangan berada di Turki dan 8.000  adalah migran di Suriah. Kondisi itu menunjukkan bahwa inisiatif resmi yang diperlukan untuk keluarga tersebut telah diluncurkan.

Setelah pengumuman keputusan pemerintah, 500 hingga 700 keluarga yang tersisa di kamp sudah mulai bersiap untuk kembali. "Kendala terbesar dalam hal ini adalah lahan dan rumah tidak bisa digunakan. Contoh terburuk dilaporkan adalah desa-desa di distrik Sinjar di Mosul," ujar Jabro.

Juru bicara Imigrasi dan Pemindahan Irak  Ali Jahangir mengatakan, ada 26 kamp di Pemerintah Daerah Kurdi Irak (KRG) dan satu di Mosul. Dia menyatakan, ada empat kamp di Sulaymaniyah, enam di Erbil dan 16 di Duhok.

Sebanyak 37 ribu keluarga migran tetap berada di kamp tersebut. Jahangir menegaskan, warga wilayah Sinjar yang paling banyak tinggal di pengungsian, berjumlah sekitar 27 ribu keluarga.

Kelompok ISIS merebut semua provinsi Mosul, Saladin, dan Anbar serta sebagian kota Diyala dan Kirkuk pada 2014, dan wilayah tersebut direbut kembali selama bertahun-tahun. Mantan Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengumumkan kemenangan melawan kelompok itu pada 9 Desember 2017.

Meski sudah lima tahun berlalu, serangan ISIS terus berlanjut di daerah pedesaan. Sembilan petugas polisi federal gugur dalam serangan bom yang diorganisir ISIS itu pada 25 Desember 2022.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement