Jumat 06 Jan 2023 13:02 WIB

Ketua PBNU: Kunjungan Menteri Israel ke Masjid Al Aqsa tak Boleh Dilakukan

Kunjungan menteri Israel ke Masjid Al Aqsa dinilai PBNU bisa memprovokasi.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
 Ketua PBNU: Kunjungan Menteri Israel ke Masjid Al Aqsa tak Boleh Dilakukan. Foto:  Petugas polisi Israel mengawal sekelompok pria Yahudi mengunjungi Temple Mount, yang dikenal oleh umat Islam sebagai Tempat Suci, di kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, selama ritual berkabung tahunan Tisha BAv (kesembilan dari Av) hari puasa dan hari peringatan, memperingati penghancuran kuil kuno Yerusalem, Ahad, 7 Agustus 2022.
Foto: AP/Mahmoud Illean
Ketua PBNU: Kunjungan Menteri Israel ke Masjid Al Aqsa tak Boleh Dilakukan. Foto: Petugas polisi Israel mengawal sekelompok pria Yahudi mengunjungi Temple Mount, yang dikenal oleh umat Islam sebagai Tempat Suci, di kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, selama ritual berkabung tahunan Tisha BAv (kesembilan dari Av) hari puasa dan hari peringatan, memperingati penghancuran kuil kuno Yerusalem, Ahad, 7 Agustus 2022.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua PBNU KH Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahrur) mengatakan, kunjungan Menteri Pertahanan Israel Itamar Ben-Gvir tidak boleh dilakukan jika menjadi provokasi yang dapat memicu konflik dan aksi kekerasan di Palestina.

"Kunjungan tersebut tidak boleh dilakukan jika menjadi provokasi yang dapat memicu konflik dan aksi kekerasan di Palestina," kata Gus Fahrur dalam teks kepada Republika, Jumat (6/1/2023).

Baca Juga

Menteri kabinet ultranasionalis Israel Itamar Ben-Gvir mengunjungi situs suci Yerusalem untuk pertama kalinya pada Selasa (3/1/2022). Dia memasuki situs yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount dan bagi Muslim sebagai area Masjid Al-Aqsa diapit oleh kontingen besar petugas polisi.

Gus Fahrur menilai, Israel harus menghormati Masjid Al Aqsa sebagai tempat suci umat Islam. Sebagaimana diketahui, sekitaran wilayah Al Aqsa tersebut sering menjadi tempat bentrokan antara pengunjuk rasa Palestina dan pasukan keamanan Israel, terakhir pada April tahun lalu.

Ben-Gvir telah lama menyerukan akses Yahudi yang lebih besar ke situs suci. Bagi warga Palestina, tindakan itu sebagai upaya provokatif dan sebagai pendahulu bagi Israel untuk mengambil kendali penuh atas kompleks tersebut.

Sebagian besar rabi melarang orang Yahudi berdoa di situs tersebut. Namun telah terjadi gerakan yang berkembang dalam beberapa tahun terakhir dari orang Yahudi yang mendukung ibadah di sana.

Niat yang dinyatakan Ben-Gvir untuk mengunjungi situs tersebut awal pekan ini mendapat ancaman dari Hamas. Juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan, Ben-Gvir memasuki situs tersebut adalah kelanjutan dari agresi pendudukan Zionis di tempat-tempat suci kami dan perang terhadap identitas Arab.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement