REPUBLIKA.CO.ID, HONOLULU -- Gunung berapi Kilauea, di Hawaii mulai meletus di dalam kawah puncaknya pada Kamis (5/1/2023). The U.S. Geological Survey (USGS) mengatakan, letusan ini terjadi kurang dari satu bulan setelah gunung berapi yang lebih besar, Mauna Loa berhenti melepaskan lahar.
Observatorium Gunung Api Hawaii mendeteksi cahaya dalam gambar webcam yang menunjukkan Kilauea telah mulai meletus di dalam kawah Halemaumau, di kaldera puncak gunung berapi. Puncak Kilauea berada di dalam Taman Nasional Gunung Api Hawaii dan jauh dari komunitas pemukiman.
Pada Kamis pagi, USGS menaikkan tingkat siaga untuk Kilauea karena ada tanda-tanda bahwa magma bergerak di bawah permukaan puncak. Ini merupakan indikasi bahwa gunung berapi tersebut mungkin akan meletus.
Kilauea adalah salah satu gunung berapi paling aktif di dunia. Gunung ini terakhir kali meletus selama 16 bulan mulai September 2021.
Hawaii memiliki dua gunung berapi yang memuntahkan lava secara berdampingan saat Mauna Loa meletus untuk pertama kalinya dalam 38 tahun pada November. Kedua gunung berapi tersebut berhenti meletus pada waktu yang hampir bersamaan. Selama letusan kembar, pengunjung Taman Nasional Gunung Api Hawaii dapat melihat lahar dari kedua letusan tersebut secara bersamaan.
“Itu adalah letusan yang indah, dan banyak orang dapat melihatnya, dan tidak menghilangkan infrastruktur utama apa pun dan yang paling penting, tidak memengaruhi kehidupan siapa pun,” ujar ilmuwan Observatorium Gunung Api Hawaii, Ken Hon.
Lava Mauna Loa tidak menimbulkan ancaman bagi komunitas mana pun. Gunung berapi ini berjarak 2,7 kilometer dari jalan raya utama yang menghubungkan sisi timur dan barat pulau. Namun letusan gunung berapi Kilauea pada 2018 menghancurkan lebih dari 700 tempat tinggal.
Observatorium berencana untuk terus memantau aktivitas gunung berapi. Hon mengatakan, umumnya ada periode "pendinginan" selama tiga bulan sebelum para ilmuwan menganggap letusan selesai.
Gunung berapi dapat dilihat secara bersamaan dari beberapa tempat di Taman Nasional Gunung Api Hawaii di dekat kaldera Kilauea. Bagi penduduk asli Hawaii, letusan gunung berapi memiliki makna budaya dan spiritual yang mendalam. Selama letusan Mauna Loa, banyak orang Hawaii mengambil bagian dalam tradisi budaya, seperti bernyanyi dan menari untuk menghormati Pele, yaitu dewa gunung berapi dan api. Mereka juga melakukan persembahan yang dikenal sebagai "hookupu".