REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Pemerintah China pada Ahad (8/1/2023) melaporkan dua kematian baru terkait Covid-19 dari data Sabtu (7/1/2023). Sehari sebelumnya pada Jumat (6/1/2023), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China melaporkan tiga kematian Covid-19.
Tambahan dua kematian ini menjadikan total kematian resmi terkait Covid-19 yang dilaporkan di China menjadi 5.629. Jumlah ini terjadi seiring mulai dibukanya kembali perbatasan China.
Setelah tiga tahun, China membuka penyeberangan laut, darat, dan udara dengan Hong Kong hingga mengakhiri persyaratan karantina bagi pelancong. Kebijakan nol-Covid China dan Hong Kong berangsur hilang.
Antrean panjang mengular di bandara internasional Hong Kong untuk penerbangan ke kota-kota daratan termasuk Beijing, Tianjin dan Xiamen. Beberapa media Hong Kong memperkirakan ribuan orang bepergian melintasi perbatasan.
Hingga 50 ribu penduduk Hong Kong akan dapat melintasi perbatasan setiap hari di tiga pos pemeriksaan darat setelah mendaftar secara online. "10 ribu lainnya akan diizinkan masuk melalui jalur laut, udara dan darat tanpa perlu mendaftar terlebih dahulu," kata pemimpin HongKong John Lee dikutip laman Guardian, Ahad (8/1/2023).
Lebih dari 280 ribu total telah mendaftar untuk melakukan perjalanan dalam satu hari setelah aturan baru diumumkan. Namun para pelancong Hong Kong masih perlu menunjukkan hasil tes asam nukleat negatif yang diperoleh tidak lebih dari 48 jam sebelum keberangkatan.
Warga China mulai merencanakan bepergian ke luar negeri sejak pemerintah mengumumkan niatnya mencabut persyaratan karantina dan membuka perbatasan bulan lalu. Kendati begitu, lonjakan pengunjung dari China memicu puluhan negara memberlakukan tes Covid-19 wajib bagi pelancong dari China.
Wabah ini diperkirakan memburuk ketika China memasuki liburan tahun baru bulan ini. Jutaan orang diperkirakan melakukan perjalanan dari kota-kota besar yang terkena dampak parah ke pedesaan untuk mengunjungi kerabat lanjut usia yang rentan.
China pada Sabtu menandai hari pertama chun yun, periode 40 hari perjalanan tahun baru Imlek yang dikenal sebelum pandemi sebagai migrasi tahunan terbesar di dunia. Libur tahun baru Imlek yang resmi berlangsung mulai 21 Januari ini akan menjadi yang pertama sejak 2020 tanpa pembatasan perjalanan domestik.
Kementerian Transportasi China pada Jumat, memperkirakan lebih dari 2 miliar penumpang melakukan perjalanan selama 40 hari ke depan. China pada Ahad (8/1/2023) juga kembali mengeluarkan paspor dan visa perjalanan untuk penduduk daratan, dan visa biasa serta izin tinggal untuk orang asing. Beijing memiliki kuota jumlah orang yang dapat melakukan perjalanan antara Hong Kong dan China setiap hari.