Senin 09 Jan 2023 16:23 WIB

Sentralisasi Pemasaran Dongkrak Kinerja Pupuk Indonesia 

Sentralisasi memperkuat kemampuan Pupuk Indonesia dalam amankan pasokan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Gudang Pupuk Subsidi Lini II Lampung. Sentralisasi pemasaran yang dilakukan PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai bagian dari transformasi bisnis di Pupuk Indonesia yang dicanangkan Menteri BUMN Erick Thohir terbukti berhasil meningkatkan kinerja perusahaan.
Foto: Republika/Mursalin Yasland
Gudang Pupuk Subsidi Lini II Lampung. Sentralisasi pemasaran yang dilakukan PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai bagian dari transformasi bisnis di Pupuk Indonesia yang dicanangkan Menteri BUMN Erick Thohir terbukti berhasil meningkatkan kinerja perusahaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sentralisasi pemasaran yang dilakukan PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai bagian dari transformasi bisnis di Pupuk Indonesia yang dicanangkan Menteri BUMN Erick Thohir terbukti berhasil meningkatkan kinerja perusahaan. Upaya sentralisasi ini, semakin memperkuat kemampuan Pupuk Indonesia beserta anak perusahaannya dalam melayani dan mengamankan pasokan pupuk dalam negeri, khususnya pupuk bersubsidi maupun nonsubsidi.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Bakir Pasaman mengatakan sentralisasi ini juga berhasil meningkatkan penetrasi pasar baik dalam dan luar negeri untuk produk-produk komersil perusahaan, baik pupuk maupun nonpupuk serta mengoptimalkan pendapatan perusahaan dari sektor tersebut. Menurut Bakir, setelah perusahaan melakukan sentralisasi pemasaran di tahun 2021, terjadi peningkatan signifikan terhadap kinerja perusahaan. 

Baca Juga

"Kami masih menunggu hasil audit, namun pendapatan dan laba perusahaan alhamdulillah meningkat secara signifikan. Pada 2022, kami berhasil mencapai pendapatan sekitar Rp 103 triliun dengan laba kurang lebih Rp19 triliun (unaudited), yang mana 65 persen pendapatan berasal dari produk komersil dan nonpupuk," ujar Bakir dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (9/1/2023).

Dengan sentralisasi pemasaran ini, lanjut Bakir, perusahaan bisa mengoptimalkan penjualan perusahaan ke sektor komersil, terutama untuk penjualan amoniak dan urea baik itu dari segi tonase maupun mengoptimalkan harga jual. Bakir menyebut penjualan pupuk ke sektor nonsubsidi, khususnya ke konsumen retail dan korporasi pada tahun lalu mencapai 4,08 juta ton atau 101 persen dari target dan penjualan produk nonpupuk mencapai 1,45 juta ton atau 130 persen dari target. 

"Perlu kami tekankan, hal ini bisa kami lakukan dengan tetap memprioritaskan pasokan dalam negeri, baik kebutuhan pupuk bersubsidi maupun pupuk nonsubsidi atau produk-produk komersil," ucap Bakir. 

Bakir mengatakan Pupuk Indonesia mampu mengembangkan program 1.000 kios pupuk untuk produk komersil dan nonsubsidi melalui sentralisasi. Hal ini mempermudah akses petani terhadap produk-produk Pupuk Indonesia Grup.

"Kami berharap dengan program kios komersil Toko Pe-I, petani dan konsumen lainnya dapat lebih mudah mencari produk kami. Target kami saat ini adalah pembangunan 1000 kios dan nantinya kami ingin agar Toko Pe-I ini bisa ada di semua kecamatan sehingga tidak ada lagi keluhan kesulitan mencari pupuk," sambung Bakir.  

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement