REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri mengenang dua kader partai banteng yang berasal dari kalangan bawah. Kedua kader itu sama-sama jadi kepala daerah yang diusung PDIP di Provinsi Jawa Tengah.
Selain menyebut Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo, Megawati juga menyinggung nama Tasdi. FX Rudy, panggilan akrabnya adalah wali kota Solo dua periode dan Tasdi adalah mantan bupati Purbalingga. Jika Rudy mengakhiri jabatan sampai selesai maka Tasdi harus berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Megawati mengaku, sangat terharu dengan perjalanan Tasdi yang dulunya merupakan sopir truk hingga bisa menjabat bupati. Sayangnya, ketika sudah menjadi bupati, Tasdi malah masuk penjara.
"Saya suka nangis, gini saja mau nangis, ada sopir truk, dia bisa jadi bupati karena dicintai rakyat. Namanya Tasdi," ujar Megawati terharu dalam pidatonya di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2023).
Baca juga : Megawati: Jokowi Kalau tidak Ada PDIP, Aduh Kasihan
Sementara itu, Tasdi harus meringkuk di penjara selama tujuh tahun penjara berdasarkan vonis di Pengadilan Tipikor Semarang, Jawa Tengah, Rabu (6/2/2019).Dia terbukti menerima suap dan gratifikasi selama menjabat sebagai bupati dari bawahannya di Pemkab Purbalingga maupun pihak lain sebesar Rp 1,195 miliar. Tasdi juga dibebankan membayar denda Rp 300 juta atau setara empat bulan kurungan.
Secara khusus, Megawati juga menjelaskan asal-usul Rudy yang merupakan kader PDIP militan. Sebelum menjadi wali kota, Rudy merupakan wakil wali kota mendampingi Joko Widodo (Jokowi). Ketika Jokowi menang Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2012, Rudy naik menjadi wali kota Solo.
Rudy sempat disanksi DPP PDIP lantaran mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres). Megawati pun mengenang masa lalu Rudy yang memang suka melawan. "Pak Rudy itu sampai hari ini urusannya mau berantem melulu," ucapnya.
Baca juga : Capres PDIP, Megawati: Urusan Gue