REPUBLIKA.CO.ID,Ini peringatan bagi para pendatang di Kota Bandung. Kebetulan yang mengalaminya adalah saya dan teman. Saat itu, teman saya hendak ke sebuah toko di kawasan Alun-alun Bandung sekitar pekan lalu. Waktu menunjukkan pukul 10.30 Wib, saat teman saya berjalan di daerah Alun-alun, seorang laki-laki parubaya menghampirinya. Dengan wajah memelas, lelaki parubaya ini meminta teman saya untuk membeli arloji yang dikenakannya. Lelaki itu mengaku kehabisan uang saat akan pulang ke rumahnya di Bekasi.Entah karena kasihan atau mungkin ada unsur hipnotisnya, teman saya ini kemudian membeli jam tersebut. ''Awalnya saya menolak, namun tangan saya diraih dan ia memohon-mohon,'' ujar teman saya.
Tak hanya itu, lelaki itu kemudian mengeluarkan kwitansi pembelian jam. Tertera harga Rp 250 ribu dan dikeluarkan oleh sebuah toko terkenal di kawasan Braga, Bandung. Lelaki itu mengatakan dirinya hanya butuh Rp 50 ribu untuk ongkos pulang ke Bekasi. Akhirnya teman saya pun merogoh dompetnya dan mengeluarkan uang Rp 50 ribu. Lelaki itu mengucapkan terimakasih dan kemudian langsung mengambil langkah seribu. Iseng, teman saya membawa jam tangan tersebut ke toko jam yang tertera di kwitansi ini. Dan ia pun hanya bisa termanggu ketika pemilik toko itu mengatakan bahwa ia telah ditipu.
Nah, yang menarik, sorenya seusai teman saya menceritakan pengalaman tersebut, saya juga mengalami hal yang sama. Untungnya, saya sudah menyiapkan diri dan langsung mengatakan ''Tidak'' tanpa harus menatap matanya. Saya memilih tidak mengajaknya bicara dan langsung meninggalkanya sebelum si penipu itu berbicara.
Penulis: Sony Novanto (Ilmu Komunikasi Jurusan Jurnalistik D/III)