REPUBLIKA.CO.ID, BERN -- Pemerintah Swiss mulai memfasilitasi layanan pendampingan rohani bagi tentara Muslim dan Yahudi. Kebijakan ini adalah hal baru karena selama ini fasilitas tersebut hanya bagi umat Katolik dan Protestan.
Kebijakan ini bertepatan dengan peringatan atau perayaan 140 tahun keberadaan tentara Swiss pada 2023. Kebijakan pendampingan ulama Islam dan pendeta Yahudi ini dilaporkan telah berlaku sejak 1 Januari.
"Reformasi ini menanggapi evolusi masyarakat Swiss, yang jauh lebih multikultural dan beragam," jelas pengganti kepala kerohanian tentara Noël Pedreira kepada penyiar radio RTN, dilansir dari CNE News, Selasa (17/1/2023).
“Kami menyadari orang yang paling cocok dan kompeten untuk mendampingi militer tidak hanya dari Gereja Katolik dan Protestan, tetapi kami juga dapat menemukan mereka di komunitas agama lain," tambahnya.
Untuk membantu para rohaniawan yang masuk, lencana baru telah dibuat untuk jaket militer. Bulan sabit Islam untuk Muslim dan Tabel Hukum untuk Yahudi.
Kerohanian militer Swiss terdiri dari 180 orang. Meskipun ada penurunan dalam praktik keagamaan, Kerohanian mengalami kebangkitan aktivitas selama periode Covid-19, lapor portal berita Christian Swiss Evangeliques info.
“Selama pandemi, kami menemani ribuan tentara yang membantu di rumah sakit, membawa jenazah. Penting bagi para prajurit untuk memiliki telinga yang penuh perhatian kepada siapa harus berpaling untuk menceritakan apa yang ada di hati mereka," jelas Pedreira.